Pentingnya Surat Perjanjian Kerja dalam Dunia Pekerjaan

Kontrak kerja karyawan merupakan dokumen hukum yang dijadikan sebagai pedoman hubungan kerja seorang karyawan dan perusahaan. Dalam kontrak kerja, kedua belah pihak wajib menyepakati setiap persyaratan, hak dan kewajiban yang harus dipatuhi selama pekerjaan dilakukan. Kontrak kerja adalah salah satu hal yang penting dalam mengatur hubungan kerja yang adil dan saling menguntungkan.

Continue reading “Pentingnya Surat Perjanjian Kerja dalam Dunia Pekerjaan”

Produktivitas Dan Kepuasan Kerja Bisa Tingkatkan Laba Perusahaan

Mana yang benar, produktivitas kerja mempengaruhi kepuasan kerja, atau sebaliknya, kepuasan kerja berdampak pada tingkat produktivitas kerja?

Nampaknya hal ini masih menjadi perdebatan hingga sekarang, karena banyak riset yang telah dilakukan ternyata menghasilkan data yang berbeda-beda. Handoko (1995) mengibaratkan kontroversi hubungan antara produktivitas dan kepuasan kerja seperti mana yang lebih dulu muncul antara telur dan ayam.

Continue reading “Produktivitas Dan Kepuasan Kerja Bisa Tingkatkan Laba Perusahaan”

Cara Tepat Memilih Metode Pengukuran Kinerja Perusahaan Keseluruhan

Mengukur kinerja perusahaan keseluruhan merupakan hal yang sangat penting, salah satunya adalah untuk mengetahui pencapaian visi perusahaan. Hal yang perlu diperhatikan bahwa untuk dapat mengukur kinerja perusahaan, maka dibutuhkan metode yang tepat. Namun, bagaimanakah cara yang tepat untuk memilih metode pengukuran kinerja perusahaan? Berikut pembahasannya.

 

Definisi Kinerja

Untuk mengetahui definisi kinerja bisa merujuk pada pendapat ahli Armstrong dan Baron dalam Wibowo (2008) yang menjelaskan bahwa secara luas kinerja merupakan bagaimana suatu proses kerja berlangsung hingga memberikan suatu hasil, bukan sebatas hasil kerja saja. Kinerja juga bisa dipahami sebagai hasil pekerjaan yang memiliki kaitan dengan tujuan strategis organisasi (perusahaan), kepuasan konsumen serta memberikan sumbangsih pada ekonomi.

Adapun dua dimensi penting dalam sebuah kinerja, yakni:

  1. Indikator yang Berkaitan dengan Pertumbuhan dalam Bisnis yang Ada
  2. Indikator yang Berkaitan dengan Posisi Perusahaan di Masa Akan Datang

 

Pengertian Pengukuran Kinerja

Pengukuran kinerja adalah sebuah proses penilaian peningkatan pekerjaan pada tujuan dan sasaran yang sebelumnya telah ditentukan oleh perusahaan.

 

Metode Pengukuran Kinerja

Berikut adalah beberapa metode pengukuran kinerja yang telah umum digunakan oleh berbagai perusahaan di dunia, antara lain:

  1. Balanced Scorecard (BSC)

Metode pengukuran kinerja yang dikembangkan oleh kaplan (1992) dan Norton (1996) ini lebih mengarah pada kerangka logis guna melakukan dan menyelaraskan program-program yang berfokus pada strategi, dengan menerjemahkan visi dan strategi unit bisnis ke dalam tujuan dan ukuran di 4 perspektif atau sudut pandang yang berbeda, yakni:

  • Perspektif keuangan

Dimana untuk mencapai kesukesan finansial maka perlu untuk mengetahui bagaimana cara menampilkan perusahaan di hadapan para pemegang saham.

  • Perspektif pelanggan

Guna mencapai visi maka perlu untuk mengetahui bagaimana cara menampilkan perusahaan pada konsumennya.

  • Perspektif internal

Agar pemegang saham dan konsumen terpuaskan maka perlu untuk mengetahui bagaimana proses usaha terbaik yang bisa dilakukan.

  • Perspektif pembelajaran dan pertumbuhan

Untuk mencapai visi, maka perlu untuk mengetahui bagaimana cara untuk mempertahankan, merubah atau meningkatkan kemampuan perusahaan.

Dalam setiap perspektif visi dan srategi tersebut mutlak adanya penentun objek, pengukuran, target dan inisiatif.

  1. Performance Pyramid System (PPS)

Metode pengukuran kinerja yang dikembangkan oleh Lynch dan Cross (1992) ini mengaitkan variabel kinerja yang berbeda dan dikontrol pada tingkat organisasi yang berbeda dengan mengacu pada 4 tingkat tujuan yang mengkaji efektivitas organisasi eksternal dan efisiensi nternal secara objektif dan dapat diukur, yakni:

  • Tingkat operasional
  • Tingkat departemen
  • Tingkat sistem operasional usaha
  • Tingkat unit usaha

Dimana tujuan dari sistem ini adalah untuk menemukan cara yang paling efektif dalam mengkomunikasikan tujuan sampai ke tingkat paling awal yakni tingkat operasional, serta menyampaikan kembali langkah-langkah yang perlu dilakukan sampai ke tingkat paling tinggi yakni tingkat unit usaha.

  1. The Tableu de Bord (TdB)

Metode pengukuran kinerja ini dijelaskan oleh Epstein dan Manzoni sebagai sebuah metode pengukuran kinerja yang bertujuan untuk memberikan informasi dan parameter untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan. Dalam metode ini ada 2 hal yang perlu dipehatikan, yakni:

  • Setiap sub unit memiliki tanggung jawab dan dasar penilaian objektif yang berbeda, sehingga setiap sub unit harus memiliki pengukuran kerja sendiri.
  • Kondisi keuangan tidak boleh dijadikan batasan indikator dalam melakukan pengukuran kinerja.

 

  1. Productivity Measurement and Enchancement System (ProMES)

Metode pengukuran kinerja yang dikembangkan oleh Pritchard memiliki dasar teori perilaku kerja yang memandang motivasi sebagai sebuah proses alokasi waktu dan karyawan ke seluruh tindakan dan tugas, dimana motivasi yang dimaksud merupakan hasil dari tindakan, produk, evaluasi, hasil dan terpenuhinya kebutuhan karyawan. metode ini dilakukan dengan 7 langkah, yakni:

  • Membentuk tim yang beranggotakan karyawan yang akan diukur, pengawas dan fasilitator atau orang yang memahami metode ProMES ini.
  • Mengidentifkasi tujuan unit.
  • Menidentifikasi setiap tujuan yang ditetapkan menggunakan indikator yang dapat dihitung secara kuantitatif.
  • Menetapkan kemungkinan.
  • Membuat sistem umpan balik.
  • Menanggapi umpan balik.
  • Memantau pelaksanaannya.

 

  1. Activity-Based Costing (ABC)

Metode pengukuran kinerja yang dikembangkan oleh Johnson dan Kaplan (1980) ini lebih berfokus pada analisis biaya tidak langsung dalam perusahaan dan untuk mengetahui aktivitas yang menyebabkan munculnya biaya tersebut sehingga bisa digunakan untuk menilai harga produk, pengambilan keputusan produksi, pengurangan biaya overhead, serta peningkatan yang berkesinambungan.

 

  1. Sink and Tuttle

Metode pengukuran kinerja yang satu ini menjelaskan bahwa kinerja suatu perusahaan memiliki 7 kriteria kerja yang rumit dan saling berkaitan, yakni:

  • Efektivitas
  • Efisiensi
  • Kualitas
  • Produktivitas
  • Kualitas kehidupan kerja
  • Inovasi
  • Profitabilitas atau budgetability

 

  1. Theory of Constrains

Metode pengukuran kinerja yang dikembangkan oleh Goldratt (1980) ini fokus pada proses perbaikan yang berkesinambungan untuk menilai kemampuan perusahaan dari segi laba bersih, ROI dan Cashflow, dengan cara:

  • Mengidentifikasi kendala sistem.
  • Memutuskan bagaiman memanfaatkan sistem kendala.
  • Tidak memprioritaskan hal lain di atas keputusan.
  • Meningkatkan sistem kendala.
  • Saat sebuah kendala rusak, maka kembali ke langkah awal.

Metode Apa yang Paling Tepat untuk Mengukur Kinerja Perusahaan?

Jika merujuk pada pendapat Stefan Tangen dalam Engelbert Christian (2010) bahwa sistem pengukuran kinerja yang baik merupakan sekumpulan ukuran kinerja yang menyedian informasi penting bagi perusahaan guna membantu mengelola, mengontrol, merencanakan dan melakukan kegiatan perusahaan, maka bisa diketahui bahwasannya karyawan memegang peranan penting dalam mengukur kinerja perusahaan karena memiliki peran penting dalam operasinal perusahaan.

 

Kinerja Karyawan Cermin Kinerja Perusahaan

Salah satu cara tepat dalam memilih metode pengukuran kinerja perusahaan adalah dengan  Mengukur kinerja karyawan. Agar dapat mengukur kinerja karyawan dengan mudah dan optimal, gunakan teknologi yang juga tepat, seperti:

  • Fitur Pantau Kinerja iO

Manfaatkan fitur Pantau Kinerja yang ada di aplikasi HRIS Fingerspot.iO yang dilengkapi dengan fitur-fitur penunjang monitoring kerja karyawan dengan keunggulan sebagai berikut:

  1. Mudah dalam memantau kinerja karyawan dengan pengukuran berdasarkan data yang akurat.
  2. Pantau kinerja karyawan yang bekerja di kantor pusat, kantor cabang, rumah, lapangan atau dari mana pun lebih praktis pakai ponsel.

 

  • Face Recognition

Gunakan absensi face recognition dalam bentuk aplikasi mobile seperti Aplikasi App TimeFace atau fitur Face Recognition di App FiO yang dapat memberikan manfaat seperti:

  1. Mencatat kehadiran karyawan kapan saja dan di mana saja tanpa harus menggunakan mesin absensi, sehingga lebih efektif dan hemat tanpa adanya biaya perawatan mesin absensi.
  2. Mudah pantau absensi kehadiran karyawan secara realtime di ponsel.
  3. Hanya butuh beberapa detik untuk absensi dengan metode face scanning yang lebih cepat, akurat dan higienis.

 

  • Pantau Lokasi

Manfaatkan fitur Pantau Lokasi Karyawan di Fingerspot.iO dengan berbagai kemudahannya, antara lain:

  1. Karyawan dapat dengan mudah mendapatkan notifikasi lokasi dimana karyawan tersebut berada.
  2. Manajemen perusahaan dapat dengan mudah memantau lokasi karyawan dalam bentuk timeline atau map di App FiO.
  3. Selain itu, manajemen perusahaan dapat memantau lokasi terkini karyawan dalam bentuk Maps Clustering sehingga dapat mengetahui detail lokasi karyawan.
  4. Manajemen perusahaan dapat melacak lokasi karyawan hingga 3 hari sebelumnya.

 

Fitur Geofences atau Pembatasan Lokasi di Fingerspot.iO bisa memberikan manfaat untuk:

  1. menunjang kelancaran aktivitas penjualan yang menyeluruh, yakni manfaat kemudahan pengukuran performa dan pencapaian target sales oleh karyawan.
  2. Lebih mudah untuk mengetahui tren perilaku dan minat pelanggan yang sangat penting bagi pengambilan keputusan langkah penjualan ke depannya.

 

  • Mesin Absensi Kekinian dari Fingerspot (Mesin Touchless dan WiFi)

Gunakan Mesin Absensi Fingerspot yang Touchless atau tanpa sentuh untuk mendukung higienitas karyawan saat melakukan pencatatan kehadiran kerjanya. Mesin absensi touchless Fingerspot ini juga dibekali dengan koneksi WiFi untuk kemudahan tarik data absensi dari mesin ke komputer menggunakan WiFi yang ideal untuk digunakan seluruh karyawan yang bekerja di kantor, pabrik, toko, restoran, salon, bengkel dan sebagainya, seperti:

  1. Revo WDV-204BNC
  2. Revo WFV-208BNC

Jadi Workaholic Karena Bangga Atau Terpaksa, Wajib Tahu Dampak Negatifnya

Fenomena Workaholic telah lama muncul di kalangan para pekerja yang anehnya banyak diantara mereka yang justru merasa bangga disebut sebagai seorang workaholic. Sebagian dari mereka menyamakan workaholic dengan kerja keras, padahal ini adalah dua hal yang berbeda. Apalagi konsep kerja keras juga sudah mulai tergeserkan dengan konsep kerja cerdas.

Selain ada kalangan pekerja yang bangga melabeli diri sebagai seorang workaholic, ternyata tidak sedikit pula yang terpaksa menjadi pekerja workaholic lantaran adanya tuntutan dari perusahaan tempatnya bekerja yang menerapkan konsep hustle culture dalam bekerja.

Hustle culture, seperti yang pernah dibahas dalam portal Taylor’s University, mengindikasikan sebagai suatu budaya kerja yang memaksa pekerja untuk bekerja lebih dari seharusnya oleh atasan, tujuan maupun situasi demi mencapai sesuatu. Perusahaan yang menerapkan konsep hustle culture memiliki kecenderungan untuk menuntut karyawannya tanpa mempedulikan waktu, situasi, kondisi dan beban kerja, yang penting adalah tercapainya tujuan bisnis, sehingga terbentuklah para karyawan yang workaholic atau gila kerja.

Apalagi di situasi pandemi, banyak perusahaan yang menjadikannya alasan untuk mempekerjakan para karyawannya di luar batas karena harus kejar profit dan menutup kerugian akibat dampak negatif pandemi pada bisnisnya. Namun, sebenarnya hal ini justru akan merugikan kedua pihak, baik karyawan maupun perusahaan.

Ada baiknya untuk memahami terlebih dahulu tentang apa itu workaholic, ciri-ciri, dampak negatif serta cara mengatasinya.

 

Apa Itu Workaholic?

Workaholic adalah keadaan seseorang yang sedang kecanduan kerja dan merasa butuh untuk selalu bekerja. Workaholic juga sering disebut dengan istilah ‘gila kerja’. Bahkan menurut sebuah penelitian diketahui bahwa saat ini, sebanyak 7,8% orang di dunia telah masuk dalam kategori seorang yang workaholic.

 

Ciri-Ciri Workaholic

Seseorang bisa dikenali sebagai workaholic dari ciri-ciri yang terlihat, sebagai berikut:

  • Selalu Mengutamakan Pekerjaan

Selalu mengutamakan pekerjaan tanpa kenal situasi, waktu dan tempat. Bahkan saat libur pun masih menyempatkan diri untuk terus bekerja. Ini merupakan ciri-ciri seorang workaholic yang pernah dimuat dalam laman portal bisnis The Ladders.

 

  • Sibuk tapi Tidak Produktif

Seseorang yang workaholic sering telihat sibuk, bekerja lebih banyak dan lebih lama, namun cenderung tidak produktif, yakni hanya mementingkan kuantitas daripada kualitas kerja, karena sekedar ingin menyelesaikan banyak tugas yang merupakan tuntutan perusahaan maupun hanya untuk mempertahankan harga dirinya.

 

  • Perfeksionis

Ciri-ciri workaholic berikutnya adalah perfeksionis, dimana seseorang akan selalu terlihat serius bekerja, sangat fokus dan tidak mau diganggu dengan hal lain apapun itu karena selalu mendambakan hasil kerja yang maksimal, bahkan mendekati sempurna. Dari sikap ini seringkali memunculkan rasa kurang menghargai orang lain.

 

  • Sangat Ambisius

Tidak ada yang salah dengan menjadi seorang yang ambisius. Namun, pada seorang workaholic memiliki tingkat ambisius yang sangat tinggi, sehingga rela melakukan apapun demi tercapainya tujuan. Bahkan ia akan merasa stres jika gagal dalam mencapai tujuan tersebut.

 

  • Depresi Saat Tidak Bisa Bekerja

Selain stres saat tidak bisa mencapai tujuan yang diharapkan, seorang workaholic juga akan merasa stres ketika mendapati dirinya berada dalam situasi dan kondisi yang tidak memungkinkannya untuk bekerja. Saat sakit misalnya, seorang workaholic akan tetap bekerja meski sedang dalam perawatan medis.

 

Dampak Negatif Workaholic

Ada beberapa dampak negatif dari workaholic yang bisa dialami karyawan dan juga perusahaan atau bisnis, yakni:

  1. Rawan Gangguan Mental

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh International Journal of Behavioral Medicine menemukan fakta bahwa semakin lama waktu bekerja, maka semakin mudah mengalami stres. Dalam riset lain yang dilakukan oleh Harvard Business Review juga mengungkap fakta bahwa mudah tersinggung, emosi, stres, depresi, gangguan tidur dan cemas menjadi kumpulan gangguan mental yang tidak bisa dikendalikan oleh seorang yang workaholic karena terlalu mengandalkan dirinya sendiri. Bahkan seringkali ia mudah tersinggung dengan candaan rekan kerja sehingga memperburuk suasana kerja dan akan berdampak pada kinerja tim yang kurang optimal.

 

  1. Mudah Sakit

Berdasarkan hasil studi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Buruh Internasional (ILO), bekerja terlalu lama atau lebih dari 55 jam dalam seminggu berdampak negatif pada kesehatan. Jantung koroner, darah tinggi, nyeri dada, stroke, diabetes, obesitas dan kolesterol merupakan masalah kesehatan fisik yang mudah dialami oleh seseorang yang workaholic. Hal ini dikarenakan menurunnya metabolisme tubuh akibat sering memaksakan diri untuk terus bekerja dan kurang istirahat. Bahkan, seorang psikolog Amerika Serikat dari Cleveland Clinic, Dr. Adam Borland, juga mengingatkan bahayanya bekerja tanpa batas dengan mengibaratkan seorang workaholic seperti mobil yang mencoba berjalan dengan bahan bakar yang sangat terbatas di dalam tangkinya, sehingga yang dilakukan tidak optimal bahkan berpotensi merusak mesin.

 

  1. Terganggunya Kehidupan Sosial

Sebuah penlitian yang dilakukan oleh American Psycological Association mendapati fakta bahwa seorang workaholic mempunyai lebih banyak konflik dalam kehidupan dan lingkungan kerja serta sulit merasakan kepuasan hidup bahkan tidak memiliki tujuan hidup jika dibandingkan dengan seorang yang tidak workaholic. Sedangkan riset lain yang pernah dilakukan oleh University of North Carolina mengungkap fakta bahwa tingkat perceraian dua kali lipat lebih tinggi pada rumah tangga dengan pasangan yang keduanya atau salah satunya merupakan workaholic. Penyebabnya disinyalir karena seorang workaholic cenderung tidak memiliki waktu untuk berkomunikasi dengan orang lain di luar urusan pekerjaannya, sehingga rawan berselisih paham. Hal serupa juga bisa terjadi di lingkungan kerja dimana terjadi selisih paham antar karyawan yang bisa menyebabkan terganggunya pekerjaan.

 

  1. Merugikan Perusahaan dan Bisnis

Jika perusahaan mengira bahwa dengan mempekerjakan karyawannya melebihi batas bisa menguntungkan perusahaan, maka ini adalah sebuah pemikiran yang salah. Contohnya, seperti fakta yang pernah diungkap dari penelitian Harvard Business Review, yakni dengan bekerja tanpa batas, maka karyawan akan lebih mudah mengalami gangguan fisik dan mental, sehingga justru akan meningkatkan biaya asuransi kesehatan perusahaan yang tentu merugikan. Selain itu, karyawan yang workaholic cenderung hanya meningkatkan kesibukan tanpa peningkatan produktivitas, sehingga hasil kerja tidak bisa optimal dan hal ini pun justru akan merugikan peusahaan dalam jangka panjang. Kualitas karyawan menurun, sulit untuk memunculkan kreativitas dan ide-ide segar, sehingga perusahaan sulit untuk berkembang. Seorang psikolog, Barbara Killinger dalam tulisannya bertajuk Psycology Today mengatakan bahwa seorang workaholic lebih rentan terkena sindrom burnout yang justru bisa menurunkan kualitas kerjanya.

 

Segera Atasi Workaholic dengan Tepat

Entah karena dorongan dari diri sendiri ataupun karena terdorong oleh adanya paksaan, bukan karena rasa dedikasi pada pekerjaan, maka workaholic atau kecanduan kerja bisa membahayakan kondisi sosial, kesehatan fisik dan mental, serta hasil kerja yang belum tentu bagus. Segera atasi dengan cara yang tepat, antara lain:

  1. Ciptakan Work-Life Balance

Sebisa mungkin bekerjalah dalam batasan waktu yang normal yakni 40 jam per minggu. Batasi pekerjaan, ubah prioritas dalam hidup seperti memikirkan pentingnya keluarga, serta beristirahat secara teratur. Lakukan hal-hal ini agar tercipta keseimbangan antara bekerja dan kehidupan pribadi. Bekerja untuk hidup, bukan hidup untuk bekerja. Jangan lupa, untuk menikmati waktu istirahat yang berkualitas tanpa memikirkan pekerjaan, seperti tidur, menikmati makanan favorit, bermain game atau aktivitas lain yang disukai dan bisa menyegarkan tubuh dan fikiran.

 

  1. Realistis dan Percaya Diri

Belajarlah untuk tidak selalu mengatakan ‘iya’, katakan ‘tidak’ saat dibutuhkan. Tolak tugas kerja yang melebihi batas kesanggupan diri, atau proyek yang tidak memberikan dampak besar. Delegasikan tugas pada orang lain yang berkaitan, sadarilah bahwa kerja sama akan memberikan output yang lebih optimal daripada hanya selalu mengandalkan diri sendiri. Pahami pula bahwa tidak ada satu pun hal di dunia ini yang sempurna, sehingga wajar jika hasil kerja tak sepenuhnya seperti yang diharapkan. Daripada stres akibat rasa perfeksionis, akan lebih baik untuk lebih percaya diri dan realistis menerima apapun hasilnya dengan tetap berpikir jernih agar dapat mengusahakan langkah berikut yang lebih baik.

 

  1. Memanfaatkan Teknologi Aplikasi Personalia

Manfaatkan teknologi aplikasi personalia untuk membantu agar dapat bekerja secara cerdas dan lebih berkualitas, seperti dengan menggunakan aplikasi personalia Fingerspot.iO. Dengan aplikasi personalia Fingerspot.iO manajemen perusahaan bisa mempermudah karyawan keluar dari masalah workaholic serta menemukan keseimbangan kerja dan kehidupannya dengan tetap menjaga bahkan meningkatkan produktivitas dan kinerjanya, karena aplikasi personalia Fingerspot.iO dilengkapi dengan fitur-fitur, seperti:

 

  • Fitur absensi online dengan teknologi antifake GPS, notifikasi real-time, laporan kerja multi format via ponsel, dan menu Todo sebagai pengingat aktivitas kerja serta Fitur pengaturan jam dan jadwal kerja yang berguna untuk membantu memantau kinerja, produktivitas dan kedisiplinan karyawan secara akurat, serta membantu memastikan bahwa setiap karyawan bekerja secara terstruktur hingga batas waktu yang telah ditentukan.

 

  • Fitur pengajuan izin dan cuti yang fleksibel sehingga karyawan bisa lebih mudah mengajukan izin atau cuti untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sosialnya di luar urusan kerja, seperti ketika ada acara keluarga, ingin beristirahat, perawatan medis saat sakit, menunaikan ibadah atau acara keagamaan, atau sekedar ingin berwisata untuk penyegaran tubuh dan fikiran agar bisa kembali bekerja dengan penuh semangat.

 

  • Fitur perhitungan dan transaksi penggajian lengkap dengan kemudahan akses slip gaji online, serta fitur perhitungan BPJS Kesehatan & Ketenagakerjaan yang mudah dan praktis untuk mendukung penjaminan kesehatan seluruh karyawan, sehingga karyawan bisa lebih tenang dalam bekerja. Dan masih banyak lagi fitur-fitur lain yang dapat dimanfaatkan untuk membantu karyawan agar dapat bekerja secara sehat, lebih produktif dan berkualitas, bahkan meningkatkan performanya.

 

Dengan aplikasi personalia Fingerspot.iO manajemen perusahaan bisa lebih mudah dalam menunaikan tanggung jawabnya untuk menciptakan budaya kerja yang cerdas dan sehat bagi seluruh karyawan, sehingga tujuan bisnis lebih mudah digapai dengan tetap mengedepankan profesionalitas dan kebijaksanaan dalam dunia kerja.

Sudah Direvisi – Saldo JHT Bisa Cair Penuh Sebelum Usia 56 Tahun

Terbitnya Permenaker 2/2022 menimbulkan polemik dan pada akhirnya memunculkan protes keras dari kalangan para pekerja atau buruh. Bagaimana tidak, di dalam Permenaker 2/2022 tersebut memuat aturan baru tentang pencairan iuran Jamsostek yang hanya bisa dilakukan saat peserta telah berusia 56 tahun (berlaku bagi peserta yang berhenti kerja karena terkena PHK, mengundurkan diri, atau karena meninggalkan Indonesia selama-lamanya), atau sebelum berusia 56 tahun tetapi mengalami cacat total atau meninggal.

Aturan tersebut dirasa begitu mengecewakan dan memperberat kondisi peserta karena pada umumnya peserta yang berhenti bekerja akan segera mencairkan seluruh saldo Jaminan Hari Tua (JHT) untuk membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari sembari menunggu waktu untuk mendapatkan pekerjaan baru, atau ada juga yang menggunakannya sebagai tambahan modal usaha. Namun, dengan adanya Permenaker 2/2022 membuat para peserta kesulitan untuk bisa memanfaatkan JHT yang merupakan hak mereka.

Tak ayal beragam polemik muncul hingga protes besar-besaran seperti yang dilakukan oleh ratusan buruh yang tergabug dalam KASBI beberapa waktu lalu yang menuntut adanya revisi dan meminta Menaker untuk mengeluarkan aturan yang berisi 2 poin, yakni:

  1. Mencabut Permenaker 2/2022
  2. Memberlakukan kembali Permenaker Nomor 19/2015

Kini para peserta bisa bernafas lega karena tuntutan buruh tersebut telah didengar dan membuahkan hasil seperti yang mereka harapkan. Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah telah menegaskan bahwa pencairan Jaminan Hari Tua (JHT) dikembalikan ke Permenaker Nomor 19 Tahun 2015 yang berarti bahwa JHT dapat dicairkan secara penuh tanpa menunggu usia peserta mencapai 56 tahun seperti yang tertuang pada Permenaker 2/2022.

 

Syarat Pencairan JHT Terbaru

Pencabutan Permenaker 2/2022 dan pemberlakuan kembali Permenaker Nomor 19/2015 otomatis memungkinkan seluruh peserta yang sudah tidak bekerja bisa segera mencairkan seluruh saldo JHTnya.

Dalam aturan lama, yakni Permenaker Nomor 19/2015 tidak ada aturan batas usia pensiun pekerja yang dapat mencairkan JHT. Para pekerja yang juga merupakan peserta JHT dapat mencairkan JHT secara tunai dan sekaligus setelah melewati masa tunggu 1 bulan terhitung sejak tanggal surat pengunduran diri dikeluarkan oleh perusahaan. Hal ini berlaku juga bagi pekerja yang terkena PHK, dimana mereka dapat mencairkan JHT secara tunai dan sekaligus setelah melewati masa tunggu 1 bulan yang terhitung mulai tanggal tekena PHK.

 

Dokumen Wajib untuk Pencairan JHT BP Jamsostek

Bagi pekerja yang ingin mencairkan saldo JHTnya, maka ada beberapa dokumen penting dan wajib dilampirkan sebagai syarat pengajuan pencairan saldo JHT BP Jamsostek, yakni:

  1. Kartu peserta BPJS Ketenagakerjaan
  2. KTP
  3. Kartu Keluarga
  4. Surat keterangan berhenti bekerja atau surat keterangan habis kontrak
  5. Buku rekening pada halaman yang tertera nomor rekening dan masih aktif
  6. Foto diri terbaru
  7. Khusus untuk klaim manfaat JHT dengan akumulasi saldo di atas Rp 50.000.000 maka wajib melampirkan NPWP.

 

Cara Mencairkan JHT BP Jamsostek

Proses pengajuan pencairan saldo JHT saat ini bisa dilakukan dengan dua cara. Pertama, dicairkan secara langsung. Kedua, dicairkan secara online.

  • Pencairan JHT BP Jamsostek secara Langsung

Seperti yang telah dilakukan selama ini, pencairan saldo JHT BP Jamsostek bisa dilakukan oleh peserta secara langsung, yaitu mendatangi kantor BPJS setempat dengan langkah seperti di bawah ini:

  1. Siapkan semua dokumen yang dibutuhkan untuk pengajuan pencairan saldo JHT
  2. Aktifkan fitur GPS dan pastikan peserta berada di sekitar kantor cabang BPJS
  3. Lakukan scan kode QR di kantor cabang BPJS
  4. Isikan data lengkap pada kolom di formulir yang tersedia
  5. Upload seluruh dokumen persyaratan klaim
  6. Tunggu sampai mendapatkan notifikasi pengajuan
  7. Setelah mendapatkan notifikasi pengajuan, segera perlihatkan pada petugas untuk mendapatkan nomor antrean
  8. Tunggu sampai ada panggilan wawancara untuk verifikasi
  9. Setelah proses wawancara dan verifikasi dilalui, maka akan mendapatkan tanda terima
  10. Tunggu saldo JHT masuk ke rekening sesuai yang telah diisikan di formulir.
  • Pencairan JHT BP Jamsostek secara online

Selain dapat dilakukan secara langsung seperti biasanya, kini pencairan saldo JHT juga bisa dilakukan lebih mudah, praktis, tanpa kontak langsung di kantor BPJS, yakni dengan cara online dari mana saja, termasuk dari rumah. Di tengah pandemi ini nampaknya memang pemerintah berusaha memberikan kemudahan bagi para peserta yang ingin mencairkan JHT secara online dengan langkah sebagai berikut:

  1. Kunjungi laman lapakasik.bpjsketenagakerjaan.go.id
  2. Isi data diri
  3. Upload seluruh dokumen persyaratan lengkap dengan foto berukuran tidak lebih dari 6 MB
  4. Lakukan konfirmasi pengajuan
  5. Tunggu informasi jadwal wawancara online yang akan dikirim melalui e-mail
  6. Akan ada petugas yang menghubungi untuk verifikasi data melalui wawancara video call
  7. Setelah proses verifikasi selesai maka saldo JHT akan dikirimkan ke rekening sesuai yang telah diisikan di formulir.

 

Program Kemudahan Lain bagi Peserta Jamsostek

Selain kemudahan dalam proses pencairan saldo JHT, pemerintah juga tengah berusaha memberikan berbagai kemudahan lain bagi para peserta yang tidak lagi bekerja. Seperti yang telah disampaikan oleh Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah, bahwa saat ini tengah berlaku Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) bagi para peserta yang terkena PHK. Dimana di dalam program ini terdapat 3 manfaat yang bisa didapatkan oleh peserta JKP, yakni:

  1. Uang tunai
  2. Akses ke informasi pekerjaan di situs pasker.id
  3. Pelatihan untuk skilling, upskilling dan

Dengan demikian, maka pekerja yang kehilangan pekerjaan dan terdaftar sebagai peserta Jamsostek berhak mendapatkan uang JHT dan JKP.

 

Itulah penjelasan mengenai revisi aturan terbaru untuk pencairan dana JHT BP Jamsostek yang berlaku saat ini. Sangat penting bagi HRD atau manajemen perusahaan untuk terus meng-update berita dan informasi terkait hak dan kewajiban pekerja di perusahaannya, termasuk dalam hal yang berkaitan dengan peraturan BPJS Kesehatan. Bukan tidak mungkin beberapa waktu ke depan akan terjadi perubahan-perubahan berikutnya terkait BPJS Ketenagakerjaan. Tapi, tidak perlu khawatir.. apapun perubahan kebijakan yang terjadi, urusan perhitungan BPJS Ketenagakerjaan akan selalu mudah dikerjakan dengan FingerspotOne.

 

Hitung Premi BPJS Ketenagakerjaan Mudah Pakai FingerspotOne

HRD harus mampu menjadi pihak yang bisa selalu diandalkan oleh perusahaan terkait pengelolaan karyawan, terlebih yang berhubungan dengan aturan pemerintah, seperti aturan yang terkait BPJS Ketenagakerjaan ini, agar perusahaan dapat tetap beroperasi dengan lancar. Selain dengan update informasi peraturan pemerintah, pastikan untuk menggunakan FingerspotOne yang dapat membantu memudahkan perhitungan premi BPJS Ketenagakerjaan.

FingerspotOne merupakan aplikasi desktop yang bisa memberikan solusi terbaik, lengkap dan praktis dalam hal pengelolaan personalia yang lebih sederhana, tepat, mudah, cepat dan efisien, dengan fitur-fitur andalannya yang dapat membantu mempermudah manajemen perusahaan atau HRD untuk:

  • Kelola absensi karyawan lebih akurat dan praktis dengan realtime data absensi dan notifikasi kehadiran karyawan secara otomatis dalam bentuk SMS ke pimpinan dan karyawan yang bersangkutan.
  • Kelola mesin absensi dengan kemudahan auto sinkron data karyawan, tanggal dan jam mesin absensi dengan server.
  • Mengurangi kemungkinan terjadinya kecurangan data di mesin absensi.
  • Pengaturan jadwal kerja karyawan dengan berbagai jenis jam kerja, seperti fleksibel, shift, non-shift, dan split-shift.
  • Pengaturan pola kerja karyawan yang meliputi waktu istirahat dan lembur.
  • Pengaturan izin dan cuti karyawan.
  • Pengelolaan struktur organisasi karyawan dalam bentuk diagram pohon yang mduah dibaca berdasarkan struktur atau jabatan tertentu.
  • Kemudahan kelola data karyawan.
  • Membuat grup karyawan berdasarkan struktur atau jabatan, serta tindakan lanjutan seperti penambahan izin dan pembaruan kontrak kerja.
  • Kepraktisan kelola penggajian karyawan mulai dari penghitungan hingga penerbitan slip gaji, bahkan pengaturan jenis mata uang untuk pembayaran gaji.
  • Kemudahan perhitungan pajak karyawan atau PPH 21 sesuai dengan regulasi yang berjalan.
  • Kemudahan perhitungan premi BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan karyawan.

Leadership – Pengertian, Karakteristik, Tanggung Jawab & Gaya Kepemimpinan

Leadership atau kepemimpinan berasal dari kata leader atau pemimpin yang tentu tugasnya adalah memimpin sebuah kelompok atau organisasi, baik yang berskala kecil, menengah dan besar. Mulai dari rumah tangga, perumahan, sekolah, daerah, hingga negara, semua butuh pemimpin, termasuk organisasi usaha atau perusahaan.

Pengertian Leadership / Kepemimpinan

Jika merujuk pendapat dari para ahli maka akan ditemukan banyak definisi yang berbeda tentang Leadership atau kepemimpinan, antara lain:

  1. A. Nigro (1965)

Leadership atau kepemimpinan merupakan cara khusus untuk mempengaruhi aktifitas orang lain.

 

  1. William G.Scott (1962)

Leadership atau kepemimpinan adalah proses dalam mempengaruhi kegiatan yang dilakukan dalam sebuah kelompok sebagai upaya mereka agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

 

  1. Hemhill & Coon (1995)

Leadership atau kepemimpinan yaitu sikap individu yang memimpin berbagai kegiatan kelompok berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai bersama.

Dan masih banyak lagi defini atau pengertian Leadership atau kepemimpinan dari tokoh-tokoh yang berbeda. Namun, jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), maka Leadership atau kepemimpinan bisa diartikan sebagai perihal atau cara memimpin. Berasal dari kata ‘pimpin’ yang berarti mengarahkan, membina, mengatur, menuntun, menunjukkan, atau mempengaruhi. Sehingga, seorang pemimpin adalah orang yang bertanggung jawab akan sebuah organisasi yang dibawahinya serta dapat meyakinkan orang lain untuk mengikutinya.

Karakteristik Leadership / Kepemimpinan

Leadership atau kepemimpinan merupakan bagian vital dari sebuah manajemen untuk membantu dalam mencapai tujuan. Karena posisinya yang begitu penting, maka Leadership atau kepemimpinan yang baik harus memenuhi beberapa karakteristik dasar atau ciri-ciri, seperti:

  • Kecerdasan

Ciri-ciri Leadership atau kepemimpinan yang baik adalah memiliki kecerdasan intelektual atau intellectual Quotient (IQ) maupun kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ). Sinergi dua bentuk kecerdasan tersebut akan mampu memunculkan berbagai ide, solusi, metode serta jalan terbaik untuk mengarahkan seluruh anggota menuju keberhasilan bersama.

 

  • Keteguhan

Leadership atau kepemimpinan harus dilandasi dengan pemahaman yang baik akan visi misi organisasi yang dibawahinya. Setelah itu harus diikuti dengan kemampuan dalam membawa timnya untuk meraih visi misi tersebut dengan berbagai cara, dimana dalam melakukan cara tersebut harus teguh dan tidak mudah terpengaruh oleh berbagai distraksi di sekitarnya. Ketika sudah memutuskan, maka harus konsisten dalam mejalankannya, atau dengan kata lain, tidak ‘plin plan’.

 

  • Keyakinan

Percaya diri atau yakin pada setiap langkah yang ditempuh akan muncul ketika poin kecerdasan dan keteguhan sudah lebih dahulu mengawali. Mantab dalam memutuskan dan melangkah akan membuat usaha yang ditempuh memiliki potensi keberhasilan yang lebih tinggi. Keyakinan ini bukan berarti egois, namun tetap terbuka dengan segala masukan dan pendapat dari pihak lain dengan kemampuan menyaring, memikirkan dan mempertimbangkannya sebaik mungkin hingga memiliki keyakinan untuk memilih hasil akhir yang akan diputuskan.

 

  • Ketekunan

Skill dalam sebuah Leadership atau kepemimpinan adalah hal yang sangat berbobot. Ada yang memilikinya sebagai kelebihan bawaan, namun ada juga yang bisa memilikinya dari hasil mengasah diri. Kuncinya adalah ketekunan. Dengan tekun menempa diri dengan berbagai skill Leadership atau kepemimpinan maka akan membentuk pemimpin yang berkualitas dan berkarakter.

 

  • Kejujuran

Mengapa Leadership atau kepemimpinan perlu didasari dengan kejujuran? Karena yang dipimpin adalah manusia yang salah satu kodratnya adalah mendambakan kejujuran. Tidak ada satu pun orang yang mau dibohongi. Seluruh anggota tim mengharapkan kepemimpinan yang jujur dan terbuka demi mencapai kepentingan bersama. Pemimpin yang jujur akan mampu membuat semua personil yang dibawahinya semakin solid, kompak, atau dengan kata lain, membentuk team work yang andal.

 

  • Keadilan

Selain kejujuran, keadilan menjadi salah satu hal yang diinginkan oleh setiap anggota dalam sebuah organisasi. Semua pasti ingin diperlakukan dengan adil. Dengan demikian maka loyalitas dan integritas masing-masing anggota akan tumbuh dan dampaknya akan semakin memperlancar operasional dalam berorganisasi.

 

  • Ketenangan/mawas diri

Ketenangan, kewaspadaan atau mawas diri mutlak ada dalam sebuah Leadership atau kepemimpinan karena akan menentukan keselamatan suatu organisasi. Kemampuan bertahan dan progres suatu organisasi atau tim juga turut dipengaruhi adanya pimpinan yang tidak pernah lengah dengan apapun yang ada di sekitarnya.

 

  • Komunikatif

Komunikasi yang baik antara pemimpin dengan seluruh anggota yang dipimpin dapat membuka lebih banyak wawasan, masukan, ide dan membantu untuk lebih memahami situasi serta kondisi yang terjadi. Hal ini dapat membantu untuk memperoleh kebijakan yang lebih baik bagi segenap organisasi atau tim dan seluruh anggota.

 

  • Bertanggung Jawab

Leadership atau kepemimpinan yang bertanggung jawab akan memiliki kecenderungan menjalankan sesuatu dengan pertimbangan yang sangat matang dengan tetap menyadari bahwa tidak ada satu hal pun yang sempurna. Sehingga ketika terjadi kesalahan maka pemimpin yang bertanggung jawab tak akan segan untuk mengakui kesalahan, meminta maaf pada semua yang dipimpinnya serta berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaikinya.

 

  • Inspiratif

Pemimpin adalah panutan dan menjadi inspirasi bagi setiap anggotanya. Oleh karena itu karakteristik lain dari Leadership atau kepemimpinan yang baik adalah kondisi dimana seorang pemimpin mampu bersikap dan bertindak sebaik mungkin dan dicontoh oleh setiap anggotanya tanpa adanya perintah atau paksaan.

 

  • Empati

Leadership atau kepemimpinan yang didasari rasa empati akan membuat tim semakin kuat karena memiliki keterikatan sosial yang baik.

 

  • Kedisiplinan

Bukan rahasia lagi kalau yang namanya kedisiplinan akan menentukan keberhasilan suatu organisasi. Untuk itu, Leadership atau kepemimpinan yang andal harus mampu membentuk tatanan manajemen yang disiplin dan penuh dedikasi.

 

Gaya Leadership / Kepemimpinan

Sehubungan dengan Leadership atau kepemimpinan di perusahaan, ada bebagai macam gaya Leadership atau kepemimpinan yang pada umumnya dimiliki oleh para leader atau pemimpin terkemuka, beberapa diantaranya seperti:

  • Otokratis

Gaya Leadership atau kepemimpinan ini juga dikenal dengan istilah ‘otoriter’ dimana pemimpin memiliki kekuasaan mutlak tanpa memberikan kebebasan atau kesempatan berpendapat bagi para anggota. Jika pemimpin yang otoriter memang memiliki kemampuan dan pengalaman yang mumpuni maka bukan tidak mungkin untuk meraih kesuksesan, seperti yang telah dilakukan oleh Martha Stewart, seorang pebisnis terkemuka, pengarang sekaligus pemilik perusahaan penerbitan majalah yang dikenal perfeksionis dan selalu mengarahkan setiap orang yang bekerja padanya sesuai dengan cara yang ia kehendaki.

 

  • Demokratis

Bentuk Leadership atau kepemimpinan yang memberikan kebebasan atau kesempatan berpendapat bagi seluruh anggota atau bawahan.

 

  • Birokrasi

Model Leadership atau kepemimpinan dimana pemimpin tidak hanya berperan sebagai atasan, namun juga turut mengawasi dan memastikan bahwa semua anggota mematuhi aturan.

 

  • Karismatik

Jenis Leadership atau kepemimpinan dimana terdapat pemimpin yang memiliki rasa percaya diri tinggi, mampu membuat anggota atau bawahannya terpengaruh karena rasa kagum dan yakin pada pimpinannya. Kita bisa melihat keberhasilan jenis Leadership atau kepemimpinan ini pada Richard Branson, tokoh terkemuka yang menaungi banyak perusahaan di bawah payung The Virgin Group. Daya tarik atau karismanya membuat para karyawan tak segan mengambil risiko dalam bekerja untuk memajukan perusahaan.

 

  • Inovatif

Dikenal dengan istilah innovative leadership style yang lebih mengarah pada gaya Leadership atau kepemimpinan di perusahaan yang memproduksi produk, layanan dan jasa yang mengarahkan setiap karyawan untuk selalu memunculkan ide-ide segar untuk memajukan organisasi perusahaan.

 

  • Partisipatif

Sebuah gaya Leadership atau kepemimpinan yang memusatkan kepercayaan dan kesetiaan anggota pada pemimpin, dimana setiap kebijakan yang diambil selalu berdasarkan keterlibatan pimpinan dan bawahan. Pendiri Westpac bank CEO, Gail Kelly yang sukses membawa perusahaan pada puncak kejayaan dengan selalu mendengar ide atau solusi dari setiap karyawan, serta fokus pada kesehatan, kemakmuran dan keselamatan seluruh karyawannya merupakan salah satu contoh implementasi gaya Leadership atau kepemimpinan partisipatif yang berhasil.

 

  • Transaksional

Bentuk Leadership atau kepemimpinan yang mengutamakan kesepakatan antara pemimpin dengan anggota dengan memberlakukan penghargaan bagi anggota berkinerja baik, serta memberikan sanksi bagi anggota yang gagal mencapai tujuan. Bill Gates adalah salah satu public figure yang menerapkan gaya Leadership atau kepemimpinan ini dengan sangat baik. Perusahaan teknologi raksasa miliknya, Microsoft, terkenal hanya mempekerjakan karyawan yang berdedikasi tinggi, pekerja keras serta berorientasi pada proses dan hasil.

 

  • Delegatif

Gaya Leadership atau kepemimpinan dimana pemimpin memberikan kepercayaan pada anggota, turut bekerja sama dan mengawasi jalannya sistem dalam organisasi. Gaya kepemimpinan ini biasanya paling banyak ditemukan pada perusahaan yang beru merintis atau perusahaan start-up.

 

  • Situasional

Bentuk Leadership atau kepemimpinan ini cukup fleksibel, bisa berubah sesuai situasi dan kondisi. Biasanya ditandai pula dengan adanya pimpinan yang memberikan pengarahan, pembinaan, dukungan serta mendelegasikan tugas.

 

  • Transformasional

Disebut juga sebagai ‘blue sky thinkers’, jenis Leadership atau kepemimpinan dengan adanya pemimpin yang terlibat langsung dalam memenuhi kebutuhan, mengarahkan dan mengubah bawahannya agar menjadi lebih berkualitas. Salah satu tokoh dunia yang sukses dengan gaya Leadership atau kepemimpinan ini adalah Ariana Huffington, Co-founder dan editor di perusahaan Huffington Post. Di bawah kepemimpinannya ia mampu memberikan layanan yang sangat memuaskan bagi setiap customer lewat kreativitas, keterbukaan fikiran dan pemenuhan kebutuhan seluruh karyawannya.

 

Tanggung Jawab Leader / Pemimpin

Setelah mengetahui pengertian, karakteristik serta berbagai gaya Leadership atau kepemimpinan, berikutnya penting untuk memahami apa sebenarnya yang menjadi tanggung jawab mendasar bagi seorang leader atau pemimpin, yaitu:

  1. Merencanakan langkah yang tepat untuk kemudian diikuti oleh seluruh anggota demi mencapai tujuan perusahaan.
  2. Memberikan pelatihan pada anggotanya untuk meningkatkan kualitas SDM.
  3. Melibatkan diri dalam setiap kegiatan operasional perusahaan dan mengambil keputusan yang tepat berdasarkan pertimbangan yang matang.
  4. Mengawasi atau memonitor kinerja anggotanya apakah sudah sejalan dengan rencana yang ingin diwujudkan, termasuk menemukan beragam kendala dan segera mencari solusinya.
  5. Berkoordinasi dengan anggotanya untuk pencapaian visi misi perusahaan.
  6. Memotivasi dan menyemangati anggotanya untuk meningkatkan produktifitas kerjanya.
  7. Mengembangkan kemampuan dan pengetahuan anggota agar selalu mampu berinovasi dan memunculkan ide-ide segar untuk mencapai kesuksesan.
  8. Mendokumentasikan proses dan hasil kerja berdasarkan rencana yang telah dibuat dan dijalankan.
  9. Mengevaluasi proses dan hasil kerja berdasarkan rencana yang telah dibuat dan dijalankan dengan tanggung jawab pada apapun hasilnya.

Poin-poin tugas dan tanggung jawab leader atau pemimpin ini juga berlaku bagi HRD yang memiliki peran besar dalam memajukan perusahaan lewat pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik.

 

Fingerspot.iO Andalan HRD Kelola SDM Perusahaan

Tugas pengelolaan seluruh SDM di perusahaan harus dilandasi dengan kemampuan Leadership atau kepemimpinan yang baik karena menyangkut keseluruhan karyawan yang bergerak untuk mencapai visi misi perusahaan. Bukan tugas yang mudah memang. Tapi pasti bisa menjadi lebih mudah dengan Fingerspot.iO yang dilengkapi dengan fitur-fitur lengkap untuk membantu pengerjaan tugas HR agar lebih efektif, cepat, tepat dan optimal. Fingerspot.iO telah menjadi aplikasi HR andalah bagi banyak HRD dalam membantu pengelolaan SDM di perusahaan seperti dalam urusan olah absensi, administrasi kepegawaian, monitoring kedisiplinan dan kinerja karyawan, pengembangan dan peningkatan produktivitas karyawan, hingga pemenuhan kebutuhan karyawan akan berbagai hak dasar dan kesehatan atau keselamatan kerja, semua ada, praktis dan komplit dalam Fingerspot.iO, satu aplikasi dengan banyak fungsi.

ASSESSMENT ADALAH: ARTI, MANFAAT, CONTOH DAN CARA PELAKSANAANNYA

Sedang mencari info tentang assessment? Wah, selamat ya.. kamu sedang membaca artikel yang tepat. Kali ini ada informasi spesial untuk kamu yang sekedar ingin tahu, atau sebagai referensi program self assessment yang akan kamu lakukan di tempat kerja, terutama bagi yang bekerja di bagian Human Resource wajib baca nih.

ARTI ASSESSMENT MENURUT PARA AHLI

Sebenarnya, ada banyak pendapat dari para ahli yang mendefinisikan arti dari assessment. Namun jika dibaca dan dipahami lebih seksama, maka keseluruhan pendapat dari para ahli tersebut mengarah pada inti makna yang sama, yakni sebuah proses dalam menilai atau mengevaluasi guna mengetahui kemampuan seseorang untuk suatu tujuan.

Yuk, cek dulu beberapa pendapat para ahli berikut yang mendefinisikan assessment sebagai:

  • Kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu. (Eko Putro Widoyoko)
  • Kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu pro, produksi, prosedur, serta alternatif strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. (Worthen & Sanders, 1973)
  • Suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah. (AS Hornby, 1986)

MANFAAT ASSESSMENT KERJA

Kalau sudah memahami arti assessment pasti sudah mulai terbayang kan manfaat dari adanya kegiatan penilaian atau evaluasi ini. Baik assessment di dunia akademik maupun dunia kerja sebenarnya memiliki tujuan yang sama, yakni dapat mengetahui tingkat pemahaman, kemampuan, kelayakan dalam hal tertentu.

Khususnya dalam dunia kerja, assessment yang dilakukan pada karyawan bisa memberikan beragam manfaat, seperti:

  1. Pertimbangan Sebelum Menerima Calon Karyawan

Sejak awal proses perekrutan calon karyawan saja assessment sudah memiliki peran penting. Berbagai informasi yang didapat dari penilaian awal ini bisa dijadikan pertimbangan sebelum menerima calon karyawan. Ya.. lebih tepatnya supaya tidak seperti ‘membeli kucing dalam karung’ ya. Di sini peran assessment sangat bermanfaat untuk mengetahui bukti nyata kualitas SDM yang akan bekerja di perusahaanmu.

  1. Penentuan Kelanjutan Kontrak Kerja

“Mau dilanjut atau dihentikan sih karyawan yang satu ini?”, Nah.. kalau kamu sempat atau sering kepikiran seperti ini, tandanya kamu butuh pencerahan berupa informasi dan data valid untuk memutuskan akan menghentikan atau melanjutkan kontrak kerja masing-masing karyawan. Jika hasil assessment-nya bagus, maka bisa dibuatkan kontrak baru. Bahkan jika dari tahun ke tahun karyawan tersebut menunjukkan hasil assessment yang terus meningkat bisa dipertimbangkan untuk dilakukan pengangkatan status kerjanya menjadi pegawai tetap juga kan.

  1. Persyaratan Pengangkatan Jabatan

Sudah tahu belum kalau pengangkatan jabatan bisa mempengaruhi peningkatan motivasi, loyalitas dan produktikaryawan, serta menempatkan karyawan di posisi yang tepat guna memperlancar operasional perusahaan? tapi pastikan terlebih dahulu bahwa perusahaan bisa menciptakan suasana kompetisi antar karyawan yang sehat, salah satunya dengan cara melakukan assessment karyawan. Dengan demikian, pengangkatan jabatan karyawan benar-benar dilandasi faktor obyektif, konkrit, dan tepat sasaran. Sudah tidak ada ceritanya karyawan yang suka ‘cari muka’ naik jabatan dan jadi bahan pergunjingan yang pada akhirnya menghambat operasional perusahaan. Semua karyawan akan berkompetisi secara sehat yang dibuktikan lewat kinerja sehari-hari dan data valid hasil evaluasi rutin.

  1. Dasar Kenaikan Gaji

Tidak dapat dipungkiri kalau kebutuhan hidup dari hari ke hari semakin tinggi. Hal ini seringkali dijadikan alasan karyawan minta kenaikan gaji. Apalagi jika karyawan yang bersangkutan punya gaya hidup yang tidak sesuai dengan dompetnya. Wah wah.. kalau begini bisa rutin minta kenaikan gaji. Terlepas dari apapun yang melatarbelakanginya, kenaikan gaji sah-sah saja dilakukan, karena hal ini bisa menjadi salah satu suntikan semangat tersendiri bagi karyawan dalam bekerja. Tapi harus tetap obyektif ya.. hasil assessment bisa dijadikan dasar pertimbangan apakah seorang karyawan layak mendapat kenaikan gaji.

CONTOH DAN CARA PELAKSANAAN ASSESSMENT KERJA

Ada beberapa contoh dan cara pelaksanaan assessment karyawan di tempat kerja.

Pertama, bagi calon karyawan bisa dilakukan assessment dengan kegiatan wawancara kerja, mengerjakan soal-soal dalam bentuk test pengetahuan tentang perusahaan maupun tes kepribadian. Jangan lupa, lengkapi dengan demonstrasi skill atau kemampuan praktik calon karyawan untuk membuktikan bahwa calon karyawan yang bersangkutan benar-benar mampu melakukan tugasnya dengan baik.

Kedua, bagi karyawan yang sudah bekerja wajib dilakukan assessment secara rutin dalam waktu tertentu, misalnya 3 bulan 1x atau 6 bulan 1x sesuai kebutuhan perusahaan. Assessment ini bisa dalam bentuk ujian tertulis dan praktik. Bagi perusahaan yang menerapkan sistem kerja Work from Home (WFH) di masa pandemi, atau pun perusahaan yang memang memberlakukan Remote Working sebagai salah satu sistem kerjanya tetap bisa melakukan assessment kerja bagi seluruh karyawannya yang ada di berbagai tempat, bahkan yang jaraknya jauh sekalipun.

Apakah cara ini efektif?

Tentu saja, karena perusahaan yang menggunakan Fingerspot.iO bisa memanfaatkan fitur Ujian Online yang dijamin ‘anti nyontek’, karena sudah menggunakan sistem SEB (Safe Exam Browser) dan bisa dikerjakan kapan pun pada waktu yang sudah ditentukan di setiap materi ujiannya.

Langsung buktikan sendiri deh kemudahan dan efektiassessment karyawan pakai fitur Ujian Online Fingerspot.iO, bisa lebih hemat dan dapat data assessment yang akurat.

Kenali 5 Tren Teknologi HRD Saat Ini

Bekerja di bidang pengembangan sumber daya manusia atau human resource development (HRD) tentu harus mengimbangi kebutuhan karyawan yang dinamis seiring perkembangan zaman.

Salah satu hal yang paling terasa perkembangannya adalah sistem Human Resources Information System (HRIS) . Yakni, teknologi untuk memudahkan pengguna dalam menyimpan dan mengakses data karyawan dengan mudah, di mana saja dan kapan saja.

Banyak alasan, mengapa HRD era ini harus menggunakan sistem Human Resources Information System (HRIS). Salah satunya, perihal akurasi data dan kepraktisannya.

Lalu, apakah Anda sudah menggunakan teknologi terkini untuk menjalankan tugas sebagai HRD?

Karena itu, kenali apa saja kebutuhan HRD era sekarang, termasuk hal-hal yang dibutuhkan HRD di era 2020 ini. Inilah 5 tren teknologi HRD  berdasar sistem HRIS saat ini yang perlu Anda ketahui:

1. SDM dengan lokasi & waktu kerja fleksibel
Saat ini, banyak karyawan yang mengidamkan sistem kerja lebih fleksibel. Sebab, melihat kondisi pasar dan tren saat ini, pemasaran sudah harus dilakukan dengan cara yang praktis dan lebih dekat dengan masyarakat.
Namun, permasalahan yang sering menghantui HRD adalah, bagaimana cara untuk memantau kinerja karyawan yang berada di berbagai lokasi atau memiliki mobilitas tinggi.

Karena itu, HRD harus mengaplikasikan absensi online untuk sistem kehadiran bagi karyawannya. Teknologi absensi online ini sudah banyak diaplikasikan oleh perusahaan karena manfaatnya yang berlimpah.

Selain lebih mudah, pemantauan terhadap kinerja karyawan di mana saja dan kapan saja juga lebih mudah serta akurat.  

2. Sistem rekrutmen jarak jauh
Terbiasalah dengan era sekarang yang dimudahkan dengan keberadaan internet. Berkas lamaran yang dulunya dikirimkan via ekspedisi ke kantor, kini sudah beralih menggunakan surat elektronik atau email.

Bahkan untuk melanjutkan proses rekrutmen, HRD bisa melakukannya via online. Misal, menggunakan aplikasi untuk melakukan wawancara online. Cukup dengan web cam atau video call, kini HRD bisa melakukan rekrutmen secara digital di depan PC/komputer saja.

3. Teknologi cloud
Anda harus menyadari bahwa teknologi cloud sangat dibutuhkan perusahaan, termasuk untuk perihal pengelolan sumber daya manusia (SDM). Secara garis besar, teknologi cloud adalah pengelolaan data yang berbasis internet.

Sehingga, data tersimpan aman pada suatu jaringan yang pada umumnya disebut cloud. Sudah banyak pengembang yang kini menyediakan layanan berbasis cloud ini. Bagian HRD akan lebih aman dan mudah mengelola sumber daya manusia (SDM). Hal ini tentunya membuat perusahaan menghemat biaya dan tenaga dalam pengelolaan SDM.

4. Serba mobile (berhubungan dengan ponsel)
Kita semua menyadari, bahwa segala hal yang kita lakukan pasti erat kaitannya dengan ponsel. Semua aktivitas kita, bahkan hamper 80 persen berada dalam satu genggaman. Hal ini juga berpengaruh pada tren HR masa kini, yakni melakukan monitoring karyawan menggunakan aplikasi mobile.

Kini HRD membutuhkan aplikasi mobile yang mempermudah kinerjanya dan karyawan perihal absensi. Dengan aplikasi mobile, karyawan mudah mengajukan cuti, lembur, hingga absensi via ponsel. Sedang bagi HRD sendiri, aplikasi mobile ini berguna untuk melakukan monitoring absensi, kinerja lapangan dan persetujuan berbagai hal (izin, cuti, sakit, absensi, scan GPS, dll) yang diajukan karyawan dengan cepat. Sehingga, pengelolaan data lebih akurat, cepat dan diakses secara real time (secara langsung sesuai waktu kejadian).

5. Komunikasi elektronik
Saat ini komunikasi lebih cepat dilakukan dalam satu wadah komunikasi elektronik. Banyak aplikasi perpesanan  yang digunakan perusahaan untuk melakukan komunikasi lebih cepat.

Karena itu, tren komunikasi saat ini adalah melalui wadah atau platform komunikasi elektronik. Perusahaan tinggal menentukan, aplikasi perpesanan apa yang diinginkan dan mereka sudah bisa melakukan komunikasi dengan cepat.
Meski demikian, ada beberapa kali pertemuan dan komunikasi yang harus dilakukan tatap muka untuk meminimalisir kesalahan komunikasi.

Bila Anda adalah seorang yang bekerja di bagian HRD, maka pastikan sudah mengikuti tren HR terkini ini.  Anda bisa mulai mengubah budaya kerja dan pengelolaan HRD di perusahaan Anda. Karena untuk  mempertahankan perusahaan dengan SDM yang baik adalah bisa mengaplikasikan berbagai hal secara dinamis, sesuai perkembangan zaman.

Mengapa Struktur Organisasi Perusahaan Penting? Ini 5 Alasannya

Pastikan perusahaan Anda sudah memiliki struktur organisasi yang jelas. Sebab, struktur organisasi perusahaan adalah suatu hal yang penting dan mendasar.

Ada beberapa perusahaan yang memulai usahanya tanpa memikirkan struktur organisasi. Kebanyakan dari mereka lebih suka bekerja atas dasar penunjukkan posisi secara lisan, tanpa ada struktur yang jelas. Padahal hal ini sangat dasar dan berdampak pada perkembangan usaha itu sendiri.

Struktur organisasi perusahaan adalah sebuah susunan unit kerja dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Struktur ini berfungsi sebagai petunjuk atas pembagian kerja, fungsi, hingga cara dasar untuk mencapai keuntungan maksimal dalam sebuah perusahaan.

Perlu Anda waspadai, perusahaan tanpa struktur organisasi yang jelas, akan susah mengontrol sumber daya manusia di dalamnya.

Inilah 5 alasan, mengapa struktur organisasi perusahaan itu penting:

1. Memperjelas pekerjaan karyawan

Tentunya Anda tidak ingin mempekerjakan karyawan dengan pekerjaan yang tidak jelas bukan?
Karena itu struktur organisasi perusahaan bisa menjadi penentuan dasar untuk membagi tugas dan tanggung jawab karyawan.
Dengan pembagian kerja yang jelas, maka karyawan bisa bekerja dengan maksimal dan menyelesaikan targetnya dengan fokus.

2. Memperjelas dan mempermudah koordinasi antar karyawan

Hal ini penting untuk menciptakan komunikasi yang baik bagi perusahaan. Tidak heran jika, banyak perusahaan memasang peta struktur organisasinya pada suatu ruang yang mudah dijangkau oleh karyawan.

Tujuannya, agar karyawan tahu siapa atasan langsung, hingga atasan tertinggi yang membawahi mereka. Sehingga karyawan mudah dalam melakukan koordinasi dengan siapa, pada bagian apa, dan untuk keperluan apa.
Dengan begitu, komunikasi bisa berjalan lancar sesuai prosedur perusahaan, tanpa ada lempar-tangkap tanggung jawab antar karyawan.

3. Mengurangi konflik internal

Hal ini sangat membantu HRD atau personalia dalam mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) di perusahaannya.
Bahkan untuk berbagai lini, seperti pengelolaan absensi, evaluasi kerja, hingga pertanggungjawaban karyawan secara personal, sangat terpusat dengan struktur organisasi ini.

Mengapa?

Karena melalui struktur organisasi perusahaan, HRD atau personalia bisa melakukan koordinasi atau menegur penanggung jawab (koordinator) sesuai dengan jabatan masing-masing. Hal ini akan meminimalkan konflik dan untuk penyelesaian permasalahan secara adil.Maka tidak heran jika kini banyak HRD atau personalia yang memanfaatkan berbagai aplikasi penunjang pekerjaannya dengan fitur struktur organisasi yang mudah dibaca dan diatur.

4. Meningkatkan motivasi karyawan untuk jenjang karir yang jelas

Bagaimana rasanya jika Anda melihat buah yang semakin banyak di atas pohon?
Tentu Anda ingin berusaha mengambilnya, satu per satu hingga yang tertinggi.

Adanya struktur organisai perusahaan, dapat membuat karyawan semakin termotivasi untuk meningkatkan performa kerjanya. Hal ini membuat perusahaan Anda memiliki karyawan yang berpotensi, karena mereka termotivasi untuk menjadi yang terbaik.

5. Membantu pencapaian target lebih cepat

Apa kaitan struktur organisasi perusahaan dengan pencapaian target?
Jika karyawan Anda jumlahnya masih terbilang sedang, mungkin tidak akan jadi masalah apabila harus melakukan koordinasi pada setiap karyawan.

Tapi bayangkan, jika divisi atau bagian kerja di perusahaan Anda berjumlah banyak, saat melakukan koordinasi, rapat dan berbagi ide, mungkin harus membutuhkan waktu berhari-hari.Namun, apabila ada struktur organisasi yang jelas, maka atasan dapat dengan mudah mengontrol dan membagi tugas dari setiap penanggung jawabnya.

Hal ini tentu akan mempercepat aksi dan pencapaian target perusahaan.

 

Setelah membaca 5 alasan di atas, apakah Anda masih memandang sebelah mata keberadaan sebuah struktur organisasi perusahaan?
Karena itu, buatlah struktur organisasi perusahaan dengan jelas, jika masih rancu atau tidak teratur, maka segeralah membenahinya.

Hal ini penting dilakukan demi kebaikan laju perkembangan usaha Anda.

Mulailah Sekarang! 5 Keterampilan Penting Merekrut Milenial Terbaik

Perubahan zaman dan perkembangan teknologi, nyatanya memberikan dampak yang besar terhadap berbagai bidang. Hal ini juga akan menciptakan budaya baru pada lingkungan kerja dan pola pikir karyawan atau sumber daya manusia (SDM) yang semakin beragam.

Ini akan menjadi pekerjaan rumah (PR) penting bagi Human Resource Department (HRD) untuk meningkatkan keterampilan agar bisa mengelola SDM pada 1 dekade mendatang. Akan ada keterampilan baru yang penting untuk dikuasai oleh HRD, untuk mengelola SDM di masa depan

Mengapa harus ada keterampilan baru?

Karena pada 5 tahun ke depan, generasi Z (Gen Z) akan memasuki dunia kerja secara professional dan berbaur dengan milenial. Anda bisa bayangkan, Gen Z sudah melek internet dan teknologi sejak kecil. Mereka terbiasa bekerja dengan kemudahan dan kreatifitas tinggi, sebab kemudahan akses dalam bereksperimen.

Bila HRD tidak meningkatkan keterampilan pengelolaan SDM masa depan, maka bisa jadi akan tenggelam dalam sebuah perusahaan yang pasif dan tidak berkembang. Jaringan kepemimpinan dan pengelolaan SDM yang strategis akan menjadi kacau, karena sulitnya mengatur SDM dari berbagai generasi.

Karena itu, ada 5 keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh HRD untuk pengelolaan SDM pada 1 dekade mendatang. Simak penjelasannya, semua akan tampak berbeda:

1. Menyelaraskan teknologi dan analisis kebutuhan SDM

Perusahaan pasti sudah menerapkan berbagai hal terkait kebutuhan sumber daya manusia (SDM) atau karyawan yang berhubungan dengan teknologi. Mulai dari

• Strategi rekrutmen.

• Penilaian kerja.

• Hingga presensi kehadiran karyawan.

Kini berbagai aktifitas tersebut bisa dilakukan lebih mudah karena kemajuan teknologi. Sebenarnya, apa saja yang dicari oleh karyawan tentang kebutuhan mereka?

• Kebanyakan dari karyawan mencari tahu berapa kali mereka sakit.

• Sisa cuti yang tersisa.

• Jumlah keterlambatan mereka.

• Bahkan proses absensi yang lebih mudah dilakukan oleh pekerja dengan mobilitas tinggi.

Semua hal tersebut, diharapkan karyawan dapat diakses dengan mudah melalui smartphone. Karena saat ini, sudah banyak penyedia layanan yang mempermudah akses informasi terkait presensi kehadiran.

Bukanlah hal yang tidak mungkin, bila di kemudian hari calon karyawan atau karyawan  memungkinkan melacak jawaban wawancara, menyelesaikan penilaian, hingga melakukan pemeriksaan (check) status lamaran mereka dari smartphone.

Hal tersebut hanyalah segelintir contoh kegiatan yang menunjukkan bagaimana SDM atau karyawan atau calon karyawan yang merangkul teknologi untuk kebutuhannya.

Pada 5 tahun ke depan, akan semakin banyak Gen Z dan Milenial yang bergabung di tempat kerja, dan kebutuhan-kebutuhan karyawan model ini harus tersedia secara online.

Baik perihal absensi online, fasilitas kantor yang memadai              perkembangan teknologi dan berbagai kebutuhan kerja yang berbasis online lainnya. Karena Milenial sangat menyukai kepraktisan dan hal yang mendukung kinerjanya secara canggih

Untuk menyelaraskan kebutuhan SDM dengan teknologi yang memadai, maka dibutuhkan pihak yang dapat mengakomodasi hal-hal yang disukai para pekerja muda ini.

Siapa lagi kalau bukan tugas HRD? Bagian HRD ini bertanggung jawab akan pengelolaan SDM modern tersebut.

Karena itu HRD membutuhkan kemampuan analisis kebutuhan karyawannya, meningkatkan kemampuan dan wawasan terhadap teknologi agar mampu mengelola SDM yang ragam gaya hidup serta budaya ini.

2. Cerdas bisnis dan finansial

Sebagai HRD yang profesional, tentunya harus bisa mengelola karyawan agar mengetahui dan berkontribusi pada visi, misi dan kesuksesan finansial perusahaan.

Anda harus memahami arah strategi bisnis serta lingkungan ekonomi dan sosial di perusahaan Anda.

Tujuannya, untuk antisipasi dan mempersiapkan perubahan dalam pekerjaan. Anda harus mengetahui dan memahami akan bisnis dan kondisi finansial perusahaan. Hal ini akan berkaitan dengan jalannya perusahaan di masa depan.

Hanya dengan cara ini, Anda sebagai HRD akan siap mengelola SDM secara efektif. Tentunya menyelaraskan strategi setiap karyawan dengan tujuan perusahaan.

Pastikan, karyawan Anda memiliki strategi yang satu jalan dengan visi, misi dan kondisi finansial perusahaan. Anda bisa melakukan pemeriksaan hasil kerja berkala, interview bulanan, hingga training untuk penyelarasan tujuan.

Hal ini memang tidak mudah, karena itu Anda harus mempersiapkannya mulai dari sekarang, untuk 5 tahun ke depan.

3. Memusatkan  perhatian pada karyawan

Mungkin teknologi akan berperan penting dan membuat perusahaan serta manajemen bergantung pada hal ini. Namun, sebagai HRD yang profesional, jangan sampai Anda salah memusatkan perhatian.

Yang terpenting adalah ‘SDM/KARYAWAN’ pada perusahaan Anda.

Akan menjadi sebuah tantangan besar bagi HRD masa depan, karena harus menemukan cara yang berbeda untuk mempersatukan karyawan yang sudah mulai dekat dengan ‘anti sosial’.

Karena itu, keterampilan ini harus di praktekkan mulai saat ini agar bisa menemukan ritme dan belajar dari setiap evaluasi. HRD di era mendatang, dituntut memiliki kemampuan dalam menciptakan tempat kerja yang nyaman.

Karyawan harus bisa menikmati keberadaan mereka dalam perusahaan, hingga mereka tidak sempat memikirkan perusahaan lain yang dianggap lebih nyaman.

4. Proaktif dengan karyawan

Selamat datang pada zaman dimana karyawan adalah segalanya.

Akan menjadi hal yang sulit bagi HRD untuk bisa menerima pernyataan ini.

Ya bagaimana lagi, faktanya Gen Z dan Milenial merupakan generasi yang lebih mudah beralih dan mencoba hal baru. Tak akan ada hal yang bisa mencegah kebebasan berpikir mereka, kecuali rasa nyaman dan rasa memiliki (sense of belonging) itu sendiri.

Karena itu, di masa mendatang, HRD butuh terobosan dan kemampuan pendekatan yang baik. Yakni, harus melakukan pendekatan dan sifat proaktif kepada karyawan.

Anda harus memeriksa seluruh siklus hidup karyawan dan menentukan cara terbaik untuk menumbuhkan, menyebarkan, mengoptimalkan dan mempertahankan dengan mempertimbangkan berbagai tantangan di atas.

5. Kemampuan pemasaran (marketing)

Siapa bilang bila skill marketing tidak dibutuhkan oleh HRD?

Faktanya, di tahun mendatang, kemampuan marketing ini sendiri akan sangat dibutuhkan HRD dalam manajemen bakat (talent) karyawannya.

Bukan hanya kemampuan merekrut karyawan yang cepat dan sesuai kebutuhan perusahaan, namun juga strategi HRD untuk bisa mempertahankan karyawan yang berbakat tersebut.

HRD harus memiliki strategi pemasaran yang baik untuk menarik perhatian dari para pekerja atau karyawan modern ini. Pelajari dan temukan, apa yang diinginkan oleh karyawan modern di masa depan.

Apakah hanya nominal dari sebuah upah? Atau ada hal lain yang bisa ditawarkan dan menarik bagi mereka.

Layaknya menjalankan strategi pemasaran, HRD harus bisa menjual kenyamanan, keuntungan, hingga kualitas perusahaan, agar karyawan bisa percaya dan loyal terhadap perusahaan.

5 keterampilan di atas merupakan hal yang sangat berbeda untuk 5 tahun ke depan. Karena itu, kalau bukan sekarang, kapan lagi?

Mulailah dari sekarang, maka Anda akan menemukan pola yang tepat karena sudah lebih awal mempersiapkan dan banyak melakukan evaluasi.