Ketahui Perbedaan API Dan SDK Untuk Kembangkan Aplikasi Bisnis Anda

Pertumbuhan teknologi digital yang semakin pesat dan maju dalam dunia profesional bisnis turut membawa kemudahan dan kenyaman bagi para customer dalam menikmati dan memanfaatkan suatu produk baik dalam bentuk barang maupun layanan, serta bagi internal perusahaan dalam meningkatkan produktivitas. Tak ayal, kini banyak perusahaan yang berupaya keras dalam mengembangkan beragam software atau perangkat lunak sesuai kebutuhannya.

Continue reading “Ketahui Perbedaan API Dan SDK Untuk Kembangkan Aplikasi Bisnis Anda”

Produktivitas Dan Kepuasan Kerja Bisa Tingkatkan Laba Perusahaan

Mana yang benar, produktivitas kerja mempengaruhi kepuasan kerja, atau sebaliknya, kepuasan kerja berdampak pada tingkat produktivitas kerja?

Nampaknya hal ini masih menjadi perdebatan hingga sekarang, karena banyak riset yang telah dilakukan ternyata menghasilkan data yang berbeda-beda. Handoko (1995) mengibaratkan kontroversi hubungan antara produktivitas dan kepuasan kerja seperti mana yang lebih dulu muncul antara telur dan ayam.

Continue reading “Produktivitas Dan Kepuasan Kerja Bisa Tingkatkan Laba Perusahaan”

Cara Cegah Pemalsuan Absensi, Mudah Dan Ampuh

Memalsukan absensi adalah salah satu tindak kecurangan yang sering dilakukan oleh karyawan di berbagai perusahaan. Jika dibiarkan hal ini bisa sangat membahayakan perusahaan karena dapat menimbulkan kerugian materi dimana perusahaan harus mengeluarkan biaya untuk menggaji karyawan yang tidak berkualitas, apalagi sampai harus memberikan uang lembur atau reward pada karyawan yang telah dengan sengaja memanipulasi data absensinya.

Continue reading “Cara Cegah Pemalsuan Absensi, Mudah Dan Ampuh”

Jadi Workaholic Karena Bangga Atau Terpaksa, Wajib Tahu Dampak Negatifnya

Fenomena Workaholic telah lama muncul di kalangan para pekerja yang anehnya banyak diantara mereka yang justru merasa bangga disebut sebagai seorang workaholic. Sebagian dari mereka menyamakan workaholic dengan kerja keras, padahal ini adalah dua hal yang berbeda. Apalagi konsep kerja keras juga sudah mulai tergeserkan dengan konsep kerja cerdas.

Selain ada kalangan pekerja yang bangga melabeli diri sebagai seorang workaholic, ternyata tidak sedikit pula yang terpaksa menjadi pekerja workaholic lantaran adanya tuntutan dari perusahaan tempatnya bekerja yang menerapkan konsep hustle culture dalam bekerja.

Hustle culture, seperti yang pernah dibahas dalam portal Taylor’s University, mengindikasikan sebagai suatu budaya kerja yang memaksa pekerja untuk bekerja lebih dari seharusnya oleh atasan, tujuan maupun situasi demi mencapai sesuatu. Perusahaan yang menerapkan konsep hustle culture memiliki kecenderungan untuk menuntut karyawannya tanpa mempedulikan waktu, situasi, kondisi dan beban kerja, yang penting adalah tercapainya tujuan bisnis, sehingga terbentuklah para karyawan yang workaholic atau gila kerja.

Apalagi di situasi pandemi, banyak perusahaan yang menjadikannya alasan untuk mempekerjakan para karyawannya di luar batas karena harus kejar profit dan menutup kerugian akibat dampak negatif pandemi pada bisnisnya. Namun, sebenarnya hal ini justru akan merugikan kedua pihak, baik karyawan maupun perusahaan.

Ada baiknya untuk memahami terlebih dahulu tentang apa itu workaholic, ciri-ciri, dampak negatif serta cara mengatasinya.

 

Apa Itu Workaholic?

Workaholic adalah keadaan seseorang yang sedang kecanduan kerja dan merasa butuh untuk selalu bekerja. Workaholic juga sering disebut dengan istilah ‘gila kerja’. Bahkan menurut sebuah penelitian diketahui bahwa saat ini, sebanyak 7,8% orang di dunia telah masuk dalam kategori seorang yang workaholic.

 

Ciri-Ciri Workaholic

Seseorang bisa dikenali sebagai workaholic dari ciri-ciri yang terlihat, sebagai berikut:

  • Selalu Mengutamakan Pekerjaan

Selalu mengutamakan pekerjaan tanpa kenal situasi, waktu dan tempat. Bahkan saat libur pun masih menyempatkan diri untuk terus bekerja. Ini merupakan ciri-ciri seorang workaholic yang pernah dimuat dalam laman portal bisnis The Ladders.

 

  • Sibuk tapi Tidak Produktif

Seseorang yang workaholic sering telihat sibuk, bekerja lebih banyak dan lebih lama, namun cenderung tidak produktif, yakni hanya mementingkan kuantitas daripada kualitas kerja, karena sekedar ingin menyelesaikan banyak tugas yang merupakan tuntutan perusahaan maupun hanya untuk mempertahankan harga dirinya.

 

  • Perfeksionis

Ciri-ciri workaholic berikutnya adalah perfeksionis, dimana seseorang akan selalu terlihat serius bekerja, sangat fokus dan tidak mau diganggu dengan hal lain apapun itu karena selalu mendambakan hasil kerja yang maksimal, bahkan mendekati sempurna. Dari sikap ini seringkali memunculkan rasa kurang menghargai orang lain.

 

  • Sangat Ambisius

Tidak ada yang salah dengan menjadi seorang yang ambisius. Namun, pada seorang workaholic memiliki tingkat ambisius yang sangat tinggi, sehingga rela melakukan apapun demi tercapainya tujuan. Bahkan ia akan merasa stres jika gagal dalam mencapai tujuan tersebut.

 

  • Depresi Saat Tidak Bisa Bekerja

Selain stres saat tidak bisa mencapai tujuan yang diharapkan, seorang workaholic juga akan merasa stres ketika mendapati dirinya berada dalam situasi dan kondisi yang tidak memungkinkannya untuk bekerja. Saat sakit misalnya, seorang workaholic akan tetap bekerja meski sedang dalam perawatan medis.

 

Dampak Negatif Workaholic

Ada beberapa dampak negatif dari workaholic yang bisa dialami karyawan dan juga perusahaan atau bisnis, yakni:

  1. Rawan Gangguan Mental

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh International Journal of Behavioral Medicine menemukan fakta bahwa semakin lama waktu bekerja, maka semakin mudah mengalami stres. Dalam riset lain yang dilakukan oleh Harvard Business Review juga mengungkap fakta bahwa mudah tersinggung, emosi, stres, depresi, gangguan tidur dan cemas menjadi kumpulan gangguan mental yang tidak bisa dikendalikan oleh seorang yang workaholic karena terlalu mengandalkan dirinya sendiri. Bahkan seringkali ia mudah tersinggung dengan candaan rekan kerja sehingga memperburuk suasana kerja dan akan berdampak pada kinerja tim yang kurang optimal.

 

  1. Mudah Sakit

Berdasarkan hasil studi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Buruh Internasional (ILO), bekerja terlalu lama atau lebih dari 55 jam dalam seminggu berdampak negatif pada kesehatan. Jantung koroner, darah tinggi, nyeri dada, stroke, diabetes, obesitas dan kolesterol merupakan masalah kesehatan fisik yang mudah dialami oleh seseorang yang workaholic. Hal ini dikarenakan menurunnya metabolisme tubuh akibat sering memaksakan diri untuk terus bekerja dan kurang istirahat. Bahkan, seorang psikolog Amerika Serikat dari Cleveland Clinic, Dr. Adam Borland, juga mengingatkan bahayanya bekerja tanpa batas dengan mengibaratkan seorang workaholic seperti mobil yang mencoba berjalan dengan bahan bakar yang sangat terbatas di dalam tangkinya, sehingga yang dilakukan tidak optimal bahkan berpotensi merusak mesin.

 

  1. Terganggunya Kehidupan Sosial

Sebuah penlitian yang dilakukan oleh American Psycological Association mendapati fakta bahwa seorang workaholic mempunyai lebih banyak konflik dalam kehidupan dan lingkungan kerja serta sulit merasakan kepuasan hidup bahkan tidak memiliki tujuan hidup jika dibandingkan dengan seorang yang tidak workaholic. Sedangkan riset lain yang pernah dilakukan oleh University of North Carolina mengungkap fakta bahwa tingkat perceraian dua kali lipat lebih tinggi pada rumah tangga dengan pasangan yang keduanya atau salah satunya merupakan workaholic. Penyebabnya disinyalir karena seorang workaholic cenderung tidak memiliki waktu untuk berkomunikasi dengan orang lain di luar urusan pekerjaannya, sehingga rawan berselisih paham. Hal serupa juga bisa terjadi di lingkungan kerja dimana terjadi selisih paham antar karyawan yang bisa menyebabkan terganggunya pekerjaan.

 

  1. Merugikan Perusahaan dan Bisnis

Jika perusahaan mengira bahwa dengan mempekerjakan karyawannya melebihi batas bisa menguntungkan perusahaan, maka ini adalah sebuah pemikiran yang salah. Contohnya, seperti fakta yang pernah diungkap dari penelitian Harvard Business Review, yakni dengan bekerja tanpa batas, maka karyawan akan lebih mudah mengalami gangguan fisik dan mental, sehingga justru akan meningkatkan biaya asuransi kesehatan perusahaan yang tentu merugikan. Selain itu, karyawan yang workaholic cenderung hanya meningkatkan kesibukan tanpa peningkatan produktivitas, sehingga hasil kerja tidak bisa optimal dan hal ini pun justru akan merugikan peusahaan dalam jangka panjang. Kualitas karyawan menurun, sulit untuk memunculkan kreativitas dan ide-ide segar, sehingga perusahaan sulit untuk berkembang. Seorang psikolog, Barbara Killinger dalam tulisannya bertajuk Psycology Today mengatakan bahwa seorang workaholic lebih rentan terkena sindrom burnout yang justru bisa menurunkan kualitas kerjanya.

 

Segera Atasi Workaholic dengan Tepat

Entah karena dorongan dari diri sendiri ataupun karena terdorong oleh adanya paksaan, bukan karena rasa dedikasi pada pekerjaan, maka workaholic atau kecanduan kerja bisa membahayakan kondisi sosial, kesehatan fisik dan mental, serta hasil kerja yang belum tentu bagus. Segera atasi dengan cara yang tepat, antara lain:

  1. Ciptakan Work-Life Balance

Sebisa mungkin bekerjalah dalam batasan waktu yang normal yakni 40 jam per minggu. Batasi pekerjaan, ubah prioritas dalam hidup seperti memikirkan pentingnya keluarga, serta beristirahat secara teratur. Lakukan hal-hal ini agar tercipta keseimbangan antara bekerja dan kehidupan pribadi. Bekerja untuk hidup, bukan hidup untuk bekerja. Jangan lupa, untuk menikmati waktu istirahat yang berkualitas tanpa memikirkan pekerjaan, seperti tidur, menikmati makanan favorit, bermain game atau aktivitas lain yang disukai dan bisa menyegarkan tubuh dan fikiran.

 

  1. Realistis dan Percaya Diri

Belajarlah untuk tidak selalu mengatakan ‘iya’, katakan ‘tidak’ saat dibutuhkan. Tolak tugas kerja yang melebihi batas kesanggupan diri, atau proyek yang tidak memberikan dampak besar. Delegasikan tugas pada orang lain yang berkaitan, sadarilah bahwa kerja sama akan memberikan output yang lebih optimal daripada hanya selalu mengandalkan diri sendiri. Pahami pula bahwa tidak ada satu pun hal di dunia ini yang sempurna, sehingga wajar jika hasil kerja tak sepenuhnya seperti yang diharapkan. Daripada stres akibat rasa perfeksionis, akan lebih baik untuk lebih percaya diri dan realistis menerima apapun hasilnya dengan tetap berpikir jernih agar dapat mengusahakan langkah berikut yang lebih baik.

 

  1. Memanfaatkan Teknologi Aplikasi Personalia

Manfaatkan teknologi aplikasi personalia untuk membantu agar dapat bekerja secara cerdas dan lebih berkualitas, seperti dengan menggunakan aplikasi personalia Fingerspot.iO. Dengan aplikasi personalia Fingerspot.iO manajemen perusahaan bisa mempermudah karyawan keluar dari masalah workaholic serta menemukan keseimbangan kerja dan kehidupannya dengan tetap menjaga bahkan meningkatkan produktivitas dan kinerjanya, karena aplikasi personalia Fingerspot.iO dilengkapi dengan fitur-fitur, seperti:

 

  • Fitur absensi online dengan teknologi antifake GPS, notifikasi real-time, laporan kerja multi format via ponsel, dan menu Todo sebagai pengingat aktivitas kerja serta Fitur pengaturan jam dan jadwal kerja yang berguna untuk membantu memantau kinerja, produktivitas dan kedisiplinan karyawan secara akurat, serta membantu memastikan bahwa setiap karyawan bekerja secara terstruktur hingga batas waktu yang telah ditentukan.

 

  • Fitur pengajuan izin dan cuti yang fleksibel sehingga karyawan bisa lebih mudah mengajukan izin atau cuti untuk memenuhi kebutuhan kehidupan sosialnya di luar urusan kerja, seperti ketika ada acara keluarga, ingin beristirahat, perawatan medis saat sakit, menunaikan ibadah atau acara keagamaan, atau sekedar ingin berwisata untuk penyegaran tubuh dan fikiran agar bisa kembali bekerja dengan penuh semangat.

 

  • Fitur perhitungan dan transaksi penggajian lengkap dengan kemudahan akses slip gaji online, serta fitur perhitungan BPJS Kesehatan & Ketenagakerjaan yang mudah dan praktis untuk mendukung penjaminan kesehatan seluruh karyawan, sehingga karyawan bisa lebih tenang dalam bekerja. Dan masih banyak lagi fitur-fitur lain yang dapat dimanfaatkan untuk membantu karyawan agar dapat bekerja secara sehat, lebih produktif dan berkualitas, bahkan meningkatkan performanya.

 

Dengan aplikasi personalia Fingerspot.iO manajemen perusahaan bisa lebih mudah dalam menunaikan tanggung jawabnya untuk menciptakan budaya kerja yang cerdas dan sehat bagi seluruh karyawan, sehingga tujuan bisnis lebih mudah digapai dengan tetap mengedepankan profesionalitas dan kebijaksanaan dalam dunia kerja.

Leadership – Pengertian, Karakteristik, Tanggung Jawab & Gaya Kepemimpinan

Leadership atau kepemimpinan berasal dari kata leader atau pemimpin yang tentu tugasnya adalah memimpin sebuah kelompok atau organisasi, baik yang berskala kecil, menengah dan besar. Mulai dari rumah tangga, perumahan, sekolah, daerah, hingga negara, semua butuh pemimpin, termasuk organisasi usaha atau perusahaan.

Pengertian Leadership / Kepemimpinan

Jika merujuk pendapat dari para ahli maka akan ditemukan banyak definisi yang berbeda tentang Leadership atau kepemimpinan, antara lain:

  1. A. Nigro (1965)

Leadership atau kepemimpinan merupakan cara khusus untuk mempengaruhi aktifitas orang lain.

 

  1. William G.Scott (1962)

Leadership atau kepemimpinan adalah proses dalam mempengaruhi kegiatan yang dilakukan dalam sebuah kelompok sebagai upaya mereka agar mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

 

  1. Hemhill & Coon (1995)

Leadership atau kepemimpinan yaitu sikap individu yang memimpin berbagai kegiatan kelompok berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai bersama.

Dan masih banyak lagi defini atau pengertian Leadership atau kepemimpinan dari tokoh-tokoh yang berbeda. Namun, jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), maka Leadership atau kepemimpinan bisa diartikan sebagai perihal atau cara memimpin. Berasal dari kata ‘pimpin’ yang berarti mengarahkan, membina, mengatur, menuntun, menunjukkan, atau mempengaruhi. Sehingga, seorang pemimpin adalah orang yang bertanggung jawab akan sebuah organisasi yang dibawahinya serta dapat meyakinkan orang lain untuk mengikutinya.

Karakteristik Leadership / Kepemimpinan

Leadership atau kepemimpinan merupakan bagian vital dari sebuah manajemen untuk membantu dalam mencapai tujuan. Karena posisinya yang begitu penting, maka Leadership atau kepemimpinan yang baik harus memenuhi beberapa karakteristik dasar atau ciri-ciri, seperti:

  • Kecerdasan

Ciri-ciri Leadership atau kepemimpinan yang baik adalah memiliki kecerdasan intelektual atau intellectual Quotient (IQ) maupun kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ). Sinergi dua bentuk kecerdasan tersebut akan mampu memunculkan berbagai ide, solusi, metode serta jalan terbaik untuk mengarahkan seluruh anggota menuju keberhasilan bersama.

 

  • Keteguhan

Leadership atau kepemimpinan harus dilandasi dengan pemahaman yang baik akan visi misi organisasi yang dibawahinya. Setelah itu harus diikuti dengan kemampuan dalam membawa timnya untuk meraih visi misi tersebut dengan berbagai cara, dimana dalam melakukan cara tersebut harus teguh dan tidak mudah terpengaruh oleh berbagai distraksi di sekitarnya. Ketika sudah memutuskan, maka harus konsisten dalam mejalankannya, atau dengan kata lain, tidak ‘plin plan’.

 

  • Keyakinan

Percaya diri atau yakin pada setiap langkah yang ditempuh akan muncul ketika poin kecerdasan dan keteguhan sudah lebih dahulu mengawali. Mantab dalam memutuskan dan melangkah akan membuat usaha yang ditempuh memiliki potensi keberhasilan yang lebih tinggi. Keyakinan ini bukan berarti egois, namun tetap terbuka dengan segala masukan dan pendapat dari pihak lain dengan kemampuan menyaring, memikirkan dan mempertimbangkannya sebaik mungkin hingga memiliki keyakinan untuk memilih hasil akhir yang akan diputuskan.

 

  • Ketekunan

Skill dalam sebuah Leadership atau kepemimpinan adalah hal yang sangat berbobot. Ada yang memilikinya sebagai kelebihan bawaan, namun ada juga yang bisa memilikinya dari hasil mengasah diri. Kuncinya adalah ketekunan. Dengan tekun menempa diri dengan berbagai skill Leadership atau kepemimpinan maka akan membentuk pemimpin yang berkualitas dan berkarakter.

 

  • Kejujuran

Mengapa Leadership atau kepemimpinan perlu didasari dengan kejujuran? Karena yang dipimpin adalah manusia yang salah satu kodratnya adalah mendambakan kejujuran. Tidak ada satu pun orang yang mau dibohongi. Seluruh anggota tim mengharapkan kepemimpinan yang jujur dan terbuka demi mencapai kepentingan bersama. Pemimpin yang jujur akan mampu membuat semua personil yang dibawahinya semakin solid, kompak, atau dengan kata lain, membentuk team work yang andal.

 

  • Keadilan

Selain kejujuran, keadilan menjadi salah satu hal yang diinginkan oleh setiap anggota dalam sebuah organisasi. Semua pasti ingin diperlakukan dengan adil. Dengan demikian maka loyalitas dan integritas masing-masing anggota akan tumbuh dan dampaknya akan semakin memperlancar operasional dalam berorganisasi.

 

  • Ketenangan/mawas diri

Ketenangan, kewaspadaan atau mawas diri mutlak ada dalam sebuah Leadership atau kepemimpinan karena akan menentukan keselamatan suatu organisasi. Kemampuan bertahan dan progres suatu organisasi atau tim juga turut dipengaruhi adanya pimpinan yang tidak pernah lengah dengan apapun yang ada di sekitarnya.

 

  • Komunikatif

Komunikasi yang baik antara pemimpin dengan seluruh anggota yang dipimpin dapat membuka lebih banyak wawasan, masukan, ide dan membantu untuk lebih memahami situasi serta kondisi yang terjadi. Hal ini dapat membantu untuk memperoleh kebijakan yang lebih baik bagi segenap organisasi atau tim dan seluruh anggota.

 

  • Bertanggung Jawab

Leadership atau kepemimpinan yang bertanggung jawab akan memiliki kecenderungan menjalankan sesuatu dengan pertimbangan yang sangat matang dengan tetap menyadari bahwa tidak ada satu hal pun yang sempurna. Sehingga ketika terjadi kesalahan maka pemimpin yang bertanggung jawab tak akan segan untuk mengakui kesalahan, meminta maaf pada semua yang dipimpinnya serta berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaikinya.

 

  • Inspiratif

Pemimpin adalah panutan dan menjadi inspirasi bagi setiap anggotanya. Oleh karena itu karakteristik lain dari Leadership atau kepemimpinan yang baik adalah kondisi dimana seorang pemimpin mampu bersikap dan bertindak sebaik mungkin dan dicontoh oleh setiap anggotanya tanpa adanya perintah atau paksaan.

 

  • Empati

Leadership atau kepemimpinan yang didasari rasa empati akan membuat tim semakin kuat karena memiliki keterikatan sosial yang baik.

 

  • Kedisiplinan

Bukan rahasia lagi kalau yang namanya kedisiplinan akan menentukan keberhasilan suatu organisasi. Untuk itu, Leadership atau kepemimpinan yang andal harus mampu membentuk tatanan manajemen yang disiplin dan penuh dedikasi.

 

Gaya Leadership / Kepemimpinan

Sehubungan dengan Leadership atau kepemimpinan di perusahaan, ada bebagai macam gaya Leadership atau kepemimpinan yang pada umumnya dimiliki oleh para leader atau pemimpin terkemuka, beberapa diantaranya seperti:

  • Otokratis

Gaya Leadership atau kepemimpinan ini juga dikenal dengan istilah ‘otoriter’ dimana pemimpin memiliki kekuasaan mutlak tanpa memberikan kebebasan atau kesempatan berpendapat bagi para anggota. Jika pemimpin yang otoriter memang memiliki kemampuan dan pengalaman yang mumpuni maka bukan tidak mungkin untuk meraih kesuksesan, seperti yang telah dilakukan oleh Martha Stewart, seorang pebisnis terkemuka, pengarang sekaligus pemilik perusahaan penerbitan majalah yang dikenal perfeksionis dan selalu mengarahkan setiap orang yang bekerja padanya sesuai dengan cara yang ia kehendaki.

 

  • Demokratis

Bentuk Leadership atau kepemimpinan yang memberikan kebebasan atau kesempatan berpendapat bagi seluruh anggota atau bawahan.

 

  • Birokrasi

Model Leadership atau kepemimpinan dimana pemimpin tidak hanya berperan sebagai atasan, namun juga turut mengawasi dan memastikan bahwa semua anggota mematuhi aturan.

 

  • Karismatik

Jenis Leadership atau kepemimpinan dimana terdapat pemimpin yang memiliki rasa percaya diri tinggi, mampu membuat anggota atau bawahannya terpengaruh karena rasa kagum dan yakin pada pimpinannya. Kita bisa melihat keberhasilan jenis Leadership atau kepemimpinan ini pada Richard Branson, tokoh terkemuka yang menaungi banyak perusahaan di bawah payung The Virgin Group. Daya tarik atau karismanya membuat para karyawan tak segan mengambil risiko dalam bekerja untuk memajukan perusahaan.

 

  • Inovatif

Dikenal dengan istilah innovative leadership style yang lebih mengarah pada gaya Leadership atau kepemimpinan di perusahaan yang memproduksi produk, layanan dan jasa yang mengarahkan setiap karyawan untuk selalu memunculkan ide-ide segar untuk memajukan organisasi perusahaan.

 

  • Partisipatif

Sebuah gaya Leadership atau kepemimpinan yang memusatkan kepercayaan dan kesetiaan anggota pada pemimpin, dimana setiap kebijakan yang diambil selalu berdasarkan keterlibatan pimpinan dan bawahan. Pendiri Westpac bank CEO, Gail Kelly yang sukses membawa perusahaan pada puncak kejayaan dengan selalu mendengar ide atau solusi dari setiap karyawan, serta fokus pada kesehatan, kemakmuran dan keselamatan seluruh karyawannya merupakan salah satu contoh implementasi gaya Leadership atau kepemimpinan partisipatif yang berhasil.

 

  • Transaksional

Bentuk Leadership atau kepemimpinan yang mengutamakan kesepakatan antara pemimpin dengan anggota dengan memberlakukan penghargaan bagi anggota berkinerja baik, serta memberikan sanksi bagi anggota yang gagal mencapai tujuan. Bill Gates adalah salah satu public figure yang menerapkan gaya Leadership atau kepemimpinan ini dengan sangat baik. Perusahaan teknologi raksasa miliknya, Microsoft, terkenal hanya mempekerjakan karyawan yang berdedikasi tinggi, pekerja keras serta berorientasi pada proses dan hasil.

 

  • Delegatif

Gaya Leadership atau kepemimpinan dimana pemimpin memberikan kepercayaan pada anggota, turut bekerja sama dan mengawasi jalannya sistem dalam organisasi. Gaya kepemimpinan ini biasanya paling banyak ditemukan pada perusahaan yang beru merintis atau perusahaan start-up.

 

  • Situasional

Bentuk Leadership atau kepemimpinan ini cukup fleksibel, bisa berubah sesuai situasi dan kondisi. Biasanya ditandai pula dengan adanya pimpinan yang memberikan pengarahan, pembinaan, dukungan serta mendelegasikan tugas.

 

  • Transformasional

Disebut juga sebagai ‘blue sky thinkers’, jenis Leadership atau kepemimpinan dengan adanya pemimpin yang terlibat langsung dalam memenuhi kebutuhan, mengarahkan dan mengubah bawahannya agar menjadi lebih berkualitas. Salah satu tokoh dunia yang sukses dengan gaya Leadership atau kepemimpinan ini adalah Ariana Huffington, Co-founder dan editor di perusahaan Huffington Post. Di bawah kepemimpinannya ia mampu memberikan layanan yang sangat memuaskan bagi setiap customer lewat kreativitas, keterbukaan fikiran dan pemenuhan kebutuhan seluruh karyawannya.

 

Tanggung Jawab Leader / Pemimpin

Setelah mengetahui pengertian, karakteristik serta berbagai gaya Leadership atau kepemimpinan, berikutnya penting untuk memahami apa sebenarnya yang menjadi tanggung jawab mendasar bagi seorang leader atau pemimpin, yaitu:

  1. Merencanakan langkah yang tepat untuk kemudian diikuti oleh seluruh anggota demi mencapai tujuan perusahaan.
  2. Memberikan pelatihan pada anggotanya untuk meningkatkan kualitas SDM.
  3. Melibatkan diri dalam setiap kegiatan operasional perusahaan dan mengambil keputusan yang tepat berdasarkan pertimbangan yang matang.
  4. Mengawasi atau memonitor kinerja anggotanya apakah sudah sejalan dengan rencana yang ingin diwujudkan, termasuk menemukan beragam kendala dan segera mencari solusinya.
  5. Berkoordinasi dengan anggotanya untuk pencapaian visi misi perusahaan.
  6. Memotivasi dan menyemangati anggotanya untuk meningkatkan produktifitas kerjanya.
  7. Mengembangkan kemampuan dan pengetahuan anggota agar selalu mampu berinovasi dan memunculkan ide-ide segar untuk mencapai kesuksesan.
  8. Mendokumentasikan proses dan hasil kerja berdasarkan rencana yang telah dibuat dan dijalankan.
  9. Mengevaluasi proses dan hasil kerja berdasarkan rencana yang telah dibuat dan dijalankan dengan tanggung jawab pada apapun hasilnya.

Poin-poin tugas dan tanggung jawab leader atau pemimpin ini juga berlaku bagi HRD yang memiliki peran besar dalam memajukan perusahaan lewat pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang baik.

 

Fingerspot.iO Andalan HRD Kelola SDM Perusahaan

Tugas pengelolaan seluruh SDM di perusahaan harus dilandasi dengan kemampuan Leadership atau kepemimpinan yang baik karena menyangkut keseluruhan karyawan yang bergerak untuk mencapai visi misi perusahaan. Bukan tugas yang mudah memang. Tapi pasti bisa menjadi lebih mudah dengan Fingerspot.iO yang dilengkapi dengan fitur-fitur lengkap untuk membantu pengerjaan tugas HR agar lebih efektif, cepat, tepat dan optimal. Fingerspot.iO telah menjadi aplikasi HR andalah bagi banyak HRD dalam membantu pengelolaan SDM di perusahaan seperti dalam urusan olah absensi, administrasi kepegawaian, monitoring kedisiplinan dan kinerja karyawan, pengembangan dan peningkatan produktivitas karyawan, hingga pemenuhan kebutuhan karyawan akan berbagai hak dasar dan kesehatan atau keselamatan kerja, semua ada, praktis dan komplit dalam Fingerspot.iO, satu aplikasi dengan banyak fungsi.

Kunci Keberhasilan Sistem Kerja Hybrid Dari Para Ahli

Pergeseran sistem kerja dari yang semula umum dilakukan dengan cara tatap muka pada suatu area kerja, kini lebih mengarah pada fleksibilitas baik waktu maupun tempat kerja. Menurut berbagai hasil penelitian serta survey nasional dan internasional didapati fakta bahwa sistem kerja Hybrid (50% kerja di kantor atau WFO dan 50% kerja dari rumah atau WFH) menjadi model kerja paling ideal di masa sekarang bahkan diprediksi akan tetap efetif di masa depan.

Namun, bagaimana kunci keberhasilan sistem kerja Hybrid ini?

Belum banyak yang mengetahui dan memahaminya, sebab sistem kerja fleksibel ini tebilang baru bagi dunia usaha di Indonesia. Sistem kerja Hybrid tidak bisa semerta-merta diterapkan tanpa adanya persiapan matang dari manajemen perusahaan. Dibutuhkan pemahaman yang baik agar dapat mengimplementasikan sistem kerja Hybrid agar lebih efektif, efisien, dengan output yang optimal.

Pandangan Para Ahli tentang Kerja Hybrid yang Optimal

Dalam sebuah laporan bertajuk Leading the Next Hybrid Workforce, 4 ahli sekaligus memaparkan tips kerja Hybrid yang optimal. Keempat ahli tersebut antara lain: Dr Julian Waters Lynch, seorang konsultan manajemen dari Jepang; Rochelle Kopp, yang merupakan Dosen Universitas Nasional Singapura, Dr Rashimah Rajah dan Mallory Loone dari pusat pelatihan dan peningkatan karyawan di Malaysia.

Dalam paparan keempat ahli tersebut disebutkan bahwa setidaknya ada 3 faktor penting yang wajib diutamakan agar tercapai keberhasilan sistem kerja Hybrid yang optimal. Ketiga faktor utama tersebut antara lain: Leadership atau kepemimpinan, Structure atau struktur, dan Culture atau budaya kerja.

Berkaitan dengan faktor structure atau struktur, maka perusahaan masa kini harus mampu menciptakan struktur kerja Hybrid yang dirancang dengan baik. Selain operasinal dan teknisnya, dalam sistem kerja Hybrid juga harus memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh para karyawan untuk membantu mereka agar dapat bekerja dengan sistem Hybrid lebih lancar.

Setidaknya ada 3 poin penting yang mutlak ada dalam sebuah strukur kerja Hybrid agar bisa dijalankan dengan lancar dan mampu memberikan hasil yang optimal, yakni:

  1. Memahami Kondisi Karyawan

Manajemen perusahaan harus dapat memilih dan menentukan cara kerja yang paling sesuai dengan karyawan ketika melakukan sistem kerja Hybrid. Pahamilah bagaimana karakter setiap karyawan yang dimiliki, apa saja ruang lingkup pekerjaannya, serta memahami bagaimana situasi pribadi masing-masing karyawan.

 

  1. Memberikan Kesempatan bagi Karyawan untuk Berbagi Ide

Doronglah setiap karyawan untuk berani berpendapat, menyumbangkan ide dan mengemukakan perspektif baru. Mintalah kontribusi ini dari semua karyawan yang dimiliki, bahkan dari para generasi yang lebih muda sekalipun. Lakukan aktivitas diskusi terbuka dengan karyawan secara rutin. Dengan demikian, perusahaan bisa mendapatkan banyak masukan yang berkaitan dengan perubahan di tempat kerja.

 

  1. Menganggarkan Pengadaan Teknologi dan Perangkat Baru

Sistem kerja Hybrid yang mengkondisikan kerja di kantor (WFO) dalam beberapa hari, dan bekerja dari rumah untuk beberapa hari berikutnya (WFH) telah dibuktikan oleh banyak perusahaan dapat menghemat biaya operasional perusahaan secara drastis. sebaiknya, alokasikan penghematan budget perusahaan ini untuk penerapan teknologi dan pengadaan aneka perangkat atau peralatan agar dapat meningkatkan sistem kerja Hybrid.

Dalam upaya penerapan teknologi dan pengadaan aneka perangkat atau peralatan untuk meningkatkan sistem kerja Hybrid, sebaiknya jangan sembarangan. Pastikan pilih yang terbaik dan sesuai bagi kebutuhan usaha dan seluruh karyawan yang ada. Jangan lupa tetap memperhatikan sisi efisiensi agar pengeluaran untuk teknologi dan berbagai peralatan penunjang sistem kerja Hybrid ini agar bisa memberikan manfaat, bukan justru menambah beban usaha di masa pandemi.

Fingerspot.iO adalah teknologi dalam bentuk aplikasi pengelolaan karyawan yang dapat menunjang sistem kerja Hybrid dengan harga hemat sehingga tetap dapat membantu efisiensi perusahaan. Salah satu keunggulannya memang terletak pada kemampuan penyesuaian anggaran perusahaan. Terdapat beberapa plan harga dengan layanan dan kuota yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, sehingga semua terpakai dengan optimal.

Aplikasi pengelolaan karyawan Fingerspot.iO merupakan solusi paling lengkap untuk segala kebutuhan penunjang cara kerja Hybrid yang paling memahami kondisi dan kebutuhan karyawan. bebagai fitur untuk kemudahan dan kenyamanan karyawan saat bekerja secara Hybrid tersebut antara lain: bisa melakukan scan kehadiran kerja menggunakan foto diri, ­anti-fake GPS, dan scan fingerprint atau sidik jari di ponsel masing-masing; mengajukan izin atau cuti secara mudah, cepat dan praktis melalui App FiO yang bisa diunduh gratis di Google Play Store maupun App Store; mengakses konten edukasi dari perusahaan langsung di ponselnya; selalu update berbagai info penting dari perusahaan kapan saja di mana saja; menerima slip gaji online; serta dapat memanfaatkan fitur Panic Button saat karyawan berada dalam situasi darurat agar bisa segera mendapatkan pertolongan; bahkan untuk higienitas karyawan yang kerja di kantor juga didukung dengan adanya kupon makan elektronik dan akses pintu ruangan pakai ponsel.

Fingerspot.iO memiliki tampilan dan menu yang user friendly sehingga siapapun bisa menggunakannya dengan mudah dan nyaman. Lebih hemat waktu, tenaga dan fikiran juga, terutama bagi pihak HRD, karena tugas-tugas penting terkait pengelolaan karyawan akan terbantu dengan adanya fitur-fitur andalan untuk: kemudahan pengorganisasian struktur perusahaan; memantau admin dan mesin absensi di berbagai lokasi kerja secara terpusat; mudah dalam memperoleh data kehadiran karyawan yang akurat dari mesin absensi maupun Aplikasi mobile; mengolah data absensi lebih detil dengan software absensi dan penggajian; memantau lokasi kerja setiap karyawan; melakukan perhitungan dan transaksi penggajian serta perhitungan BPJS Kesehatan dan ketenagakerjaan dengan lebih praktis; monitoring kinerja karyawan yang bekerja di kantor, di lapangan, maupun di rumah; mengatur jam dan jadwal kerja setiap karyawan; menyampaikan berbagai informasi penting dari perusahaan untuk karyawan dengan cepat dan tepat; mengadakan assesstment dan pelatihan karyawan secara online, dan masih banyak lagi.

Kepercayaan Internal Penting Untuk Kelangsungan Perusahaan

Membangun dan menjaga kepercayaan sangatlah penting untuk dilakukan oleh semua perusahaan. Tak hanya kepercayaan pada publik atau pihak luar perusahaan, kepercayaan pihak internal perusahaan seperti karyawan juga tidak kalah penting. Setiap perusahaan harus seimbang antara membangun dan menjaga kepercayaan ke luar atau eksternal dan ke dalam atau internal. Jika perusahaan hanya fokus memperkuat reputasi serta kepercayaan ke luar dengan mengesampingkan kepercayaan ke dalam, maka hal ini akan dapat menimbulkan akibat yang fatal bagi kelangsungan usaha.

Anggapan bahwa penguatan kepercayaan eksternal lebih penting daripada internal adalah keliru. karena ternyata secara tidak langsung masyarakat umum atau publik akan percaya pada perusahaan ketika mereka mengetahui bahwa perusahaan tersebut telah mampu memberikan kenyamanan pada karyawannya dan tampak berkembang dengan tim yang solid.

Tidak dapat dipungkiri bahwa hubungan yang harmonis antara perusahaan dan karyawan akan dapat menumbuhkan iklim kerja yang baik dan berdampak pada kegiatan operasional perusahaan yang lancar. Ketika karyawan merasa dihargai dan diperhatikan oleh perusahaan, maka akan tercipta rasa memiliki, kreativitas, motivasi diri, dan keinginan untuk mencapai prestasi.

APA ITU KEPERCAYAAN INTERNAL PERUSAHAAN?

Kepercayaan internal perusahaan dapat didefinisikan sebagai kepercayaan dari karyawan untuk menerima tindakan yang dilakukan oleh perusahaan dan bekerja sama dengan perusahaan, atas dasar keyakinan bahwa perusahaan menghargai mereka (karyawan) dan berniat baik terhadap mereka. Dimana dalam kepercayaan internal ini terdapat beberapa dimensi dasar yang harus terpenuhi yakni integritas, kompetensi, konsistensi, loyalitas, perilaku pemimpin, dan keterbukaan.

MANFAAT KEPERCAYAAN INTERNAL PERUSAHAAN

Merujuk pada pendapat ahli komunikasi organisasi dalam Pucetaite, Lamsa, & Novelskaite, 2010, didapati sejumlah manfaat kepercayaan internal antara karyawan pada perusahaan, antara lain:

  1. Meningkatkan efektivitas
  2. Menciptakan kerja sama tim yang sukses.
  3. Meminimalisir risiko dan biaya operasional perusahaan.
  4. Meningkatkan komitmen dan produktivitas

Sedangkan dari Brockner et al, 1997, didapati manfaat kepercayaan internal sebagai berikut:

  1. Meningkatkan partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan.
  2. Menciptakan atmosfir kerja yang aktif.
  3. Meningkatkan identifikasi, loyalitas dan keterlibatan karyawan dengan perusahaan.
  4. Meningkatkan komitmen kerja karyawan pada perusahaan.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPERCAYAAN INTERNAL PERUSAHAAN

Ada beragam faktor yang dapat mempengaruhi kepercayaan internal atau karyawan pada perusahaan. Berdasarkan Paile, Bordeau & Galois, 2010, dapat dipahami bahwa karyawan akan percaya pada perusahaan jika:

  1. Perusahaan menunjukkan kejujuran dan integritasnya.
  2. Sebelumnya karyawan telah memiliki pengalaman sendiri atau mendapat informasi bahwa perusahaan dapat diandalkan terkait perlakuannya pada karyawan. dalam hal ini perusahaan terbukti mengikuti dan mematuhi norma-norma, nilai-nilai dan prinsip-prinsip moral yang telah disepakati.

CARA MEMBANGUN KEPERCAYAAN INTERNAL PERUSAHAAN

Pada kenyataannya tidak ada satu pun perusahaan di dunia ini yang dapat mengendalikan kepercayaan yang pernah dialami karyawan di waktu yang sebelumnya. Namun, setiap perusahaan mampu bertindak cepat dalam membangun kepercayaan di lingkungan kerja. Cara-cara berikut ini bisa ditempuh sebagai upaya membangun sekaligus menjaga kepercayaan karyawan pada perusahaan, antara lain:

  1. Berlaku Adil dan Bijaksana

Perlakuan yang adil dan bijaksana dari perusahaan bisa dicontohkan dengan penegakan aturan dan prosedur perusahaan yang jelas. Jika didapati karyawan dari level dan divisi apapun yang melakukan kesalahan, maka lakukan pemanggilan dan berikan teguran atau peringatan serta sanksi sesuai aturan yang telah disepakati. Dari sini akan terlihat keadilan yang dijunjung oleh perusahaan. Namun, lakukan dengan cara yang bijaksana, karena bagaimana pun juga karyawan adalah manusia yang butuh dihargai dalam kondisi apapun. Tidak perlu memarahinya di depan karyawan lain atau di depan forum, ini hanya akan menambah beban mental karyawan yang bersangkutan dan mengurangi rasa percayanya pada perusahaan. Cukup dengan melakukan pemanggilan atau teguran secara personal yang lebih elegan dan bijak. Terlebih lagi di era digital seperti saat ini, Anda dapat memanfaatkan Fitur Broadcast Pengumuman pada Fingerspot.iO yang dapat di setting sebagai Internal Memo untuk mengirim teguran pada karyawan tertentu yang melakukan kesalahan atau pelanggaran kerja tersebut. Karyawan yang bersangkutan dapat segera melihat pengumuman yang khusus hanya ditujukan pada dirinya langsung dari App FiO di ponselnya, kapan saja dan di mana saja ia berada tanpa sepengetahuan rekan kerja lainnya.

 

  1. Keterbukaan Informasi bagi Setiap Karyawan

Salah satu hal yang cukup disayangkan bahwa hingga saat ini masih ada saja perusahaan yang dengan sengaja menutup informasi yang sifatnya umum menjadi terbatas hanya pada staf tertentu saja. Padahal keterbukaan adalah sesuatu yang umum pada perusahaan yang ingin dapat terus tumbuh dan berkembang. Apabila informasi tersebut bersifat personal maka perusahaan bisa menyampaikannya langsung hanya pada yang berangkutan, misalnya saja rincian gaji. Ini adalah informasi yang merupakan hak setiap karyawan, namun sifatnya personal. Tentu bukanlah hal yang sulit bagi perusahaan untuk menyampaikan informasi ini pada karyawan, baik yang bekerja di kantor, di kantor cabang pada lokasi lain, ataupun di rumah. Penyampaian rincian atau slip gaji bisa dengan cepat dan mudah dilakukan berkat Fitur Terima Slip Gaji Karyawan pada Fingerspot.iO yang memungkinkan karyawan dapat mengakses slip gaji di ponsel kapan saja dan di mana saja melalui App FiO. Slip gaji ini dilengkapi dengan rincian yang memudahkan karyawan untuk mengecek jumlah gaji yang diterima. Namun jika informasi bersifat umum maka perusahaan bisa memanfaatkan Fitur Broadcast Pengumuman pada Fingerspot.iO yang dapat di setting untuk mengirimkan infomasi ke semua karyawan.

 

Begitu mudah bukan, cara membangun sekaligus menjaga kepercayaan karyawan pada perusahaan ini. Membangun kepercayaan dan komunikasi yang jelas antara karyawan dan perusahaan sangat  bermanfaat untuk kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Dengan Fingerspot.iO proses membangun dan menjaga kepercayaan internal ini akan menjadi lebih mudah, praktis, cepat dan juga lebih efisien.

ASSESSMENT ADALAH: ARTI, MANFAAT, CONTOH DAN CARA PELAKSANAANNYA

Sedang mencari info tentang assessment? Wah, selamat ya.. kamu sedang membaca artikel yang tepat. Kali ini ada informasi spesial untuk kamu yang sekedar ingin tahu, atau sebagai referensi program self assessment yang akan kamu lakukan di tempat kerja, terutama bagi yang bekerja di bagian Human Resource wajib baca nih.

ARTI ASSESSMENT MENURUT PARA AHLI

Sebenarnya, ada banyak pendapat dari para ahli yang mendefinisikan arti dari assessment. Namun jika dibaca dan dipahami lebih seksama, maka keseluruhan pendapat dari para ahli tersebut mengarah pada inti makna yang sama, yakni sebuah proses dalam menilai atau mengevaluasi guna mengetahui kemampuan seseorang untuk suatu tujuan.

Yuk, cek dulu beberapa pendapat para ahli berikut yang mendefinisikan assessment sebagai:

  • Kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu. (Eko Putro Widoyoko)
  • Kegiatan mencari sesuatu yang berharga tentang sesuatu termasuk mencari informasi yang bermanfaat dalam menilai keberadaan suatu pro, produksi, prosedur, serta alternatif strategi yang diajukan untuk mencapai tujuan yang sudah ditentukan. (Worthen & Sanders, 1973)
  • Suatu upaya untuk menentukan nilai atau jumlah. (AS Hornby, 1986)

MANFAAT ASSESSMENT KERJA

Kalau sudah memahami arti assessment pasti sudah mulai terbayang kan manfaat dari adanya kegiatan penilaian atau evaluasi ini. Baik assessment di dunia akademik maupun dunia kerja sebenarnya memiliki tujuan yang sama, yakni dapat mengetahui tingkat pemahaman, kemampuan, kelayakan dalam hal tertentu.

Khususnya dalam dunia kerja, assessment yang dilakukan pada karyawan bisa memberikan beragam manfaat, seperti:

  1. Pertimbangan Sebelum Menerima Calon Karyawan

Sejak awal proses perekrutan calon karyawan saja assessment sudah memiliki peran penting. Berbagai informasi yang didapat dari penilaian awal ini bisa dijadikan pertimbangan sebelum menerima calon karyawan. Ya.. lebih tepatnya supaya tidak seperti ‘membeli kucing dalam karung’ ya. Di sini peran assessment sangat bermanfaat untuk mengetahui bukti nyata kualitas SDM yang akan bekerja di perusahaanmu.

  1. Penentuan Kelanjutan Kontrak Kerja

“Mau dilanjut atau dihentikan sih karyawan yang satu ini?”, Nah.. kalau kamu sempat atau sering kepikiran seperti ini, tandanya kamu butuh pencerahan berupa informasi dan data valid untuk memutuskan akan menghentikan atau melanjutkan kontrak kerja masing-masing karyawan. Jika hasil assessment-nya bagus, maka bisa dibuatkan kontrak baru. Bahkan jika dari tahun ke tahun karyawan tersebut menunjukkan hasil assessment yang terus meningkat bisa dipertimbangkan untuk dilakukan pengangkatan status kerjanya menjadi pegawai tetap juga kan.

  1. Persyaratan Pengangkatan Jabatan

Sudah tahu belum kalau pengangkatan jabatan bisa mempengaruhi peningkatan motivasi, loyalitas dan produktikaryawan, serta menempatkan karyawan di posisi yang tepat guna memperlancar operasional perusahaan? tapi pastikan terlebih dahulu bahwa perusahaan bisa menciptakan suasana kompetisi antar karyawan yang sehat, salah satunya dengan cara melakukan assessment karyawan. Dengan demikian, pengangkatan jabatan karyawan benar-benar dilandasi faktor obyektif, konkrit, dan tepat sasaran. Sudah tidak ada ceritanya karyawan yang suka ‘cari muka’ naik jabatan dan jadi bahan pergunjingan yang pada akhirnya menghambat operasional perusahaan. Semua karyawan akan berkompetisi secara sehat yang dibuktikan lewat kinerja sehari-hari dan data valid hasil evaluasi rutin.

  1. Dasar Kenaikan Gaji

Tidak dapat dipungkiri kalau kebutuhan hidup dari hari ke hari semakin tinggi. Hal ini seringkali dijadikan alasan karyawan minta kenaikan gaji. Apalagi jika karyawan yang bersangkutan punya gaya hidup yang tidak sesuai dengan dompetnya. Wah wah.. kalau begini bisa rutin minta kenaikan gaji. Terlepas dari apapun yang melatarbelakanginya, kenaikan gaji sah-sah saja dilakukan, karena hal ini bisa menjadi salah satu suntikan semangat tersendiri bagi karyawan dalam bekerja. Tapi harus tetap obyektif ya.. hasil assessment bisa dijadikan dasar pertimbangan apakah seorang karyawan layak mendapat kenaikan gaji.

CONTOH DAN CARA PELAKSANAAN ASSESSMENT KERJA

Ada beberapa contoh dan cara pelaksanaan assessment karyawan di tempat kerja.

Pertama, bagi calon karyawan bisa dilakukan assessment dengan kegiatan wawancara kerja, mengerjakan soal-soal dalam bentuk test pengetahuan tentang perusahaan maupun tes kepribadian. Jangan lupa, lengkapi dengan demonstrasi skill atau kemampuan praktik calon karyawan untuk membuktikan bahwa calon karyawan yang bersangkutan benar-benar mampu melakukan tugasnya dengan baik.

Kedua, bagi karyawan yang sudah bekerja wajib dilakukan assessment secara rutin dalam waktu tertentu, misalnya 3 bulan 1x atau 6 bulan 1x sesuai kebutuhan perusahaan. Assessment ini bisa dalam bentuk ujian tertulis dan praktik. Bagi perusahaan yang menerapkan sistem kerja Work from Home (WFH) di masa pandemi, atau pun perusahaan yang memang memberlakukan Remote Working sebagai salah satu sistem kerjanya tetap bisa melakukan assessment kerja bagi seluruh karyawannya yang ada di berbagai tempat, bahkan yang jaraknya jauh sekalipun.

Apakah cara ini efektif?

Tentu saja, karena perusahaan yang menggunakan Fingerspot.iO bisa memanfaatkan fitur Ujian Online yang dijamin ‘anti nyontek’, karena sudah menggunakan sistem SEB (Safe Exam Browser) dan bisa dikerjakan kapan pun pada waktu yang sudah ditentukan di setiap materi ujiannya.

Langsung buktikan sendiri deh kemudahan dan efektiassessment karyawan pakai fitur Ujian Online Fingerspot.iO, bisa lebih hemat dan dapat data assessment yang akurat.

Pembelajaran Tatap Muka Di Sekolah Juli 2021, Apa yang Perlu Dipersiapkan Sekolah?

Satu tahun sudah kita hidup berdampingan dengan virus Corona. Virus yang begitu mematikan, bahkan turut mematikan laju perekonomian hingga mematikan kesempatan bagi anak didik untuk menikmati suasana belajar di sekolah. Tak sedikit anak-anak yang berasal dari keluarga yang kurang beruntung terpaksa putus sekolah karena harus membantu orangtuanya yang kehilangan sumber penghasilan di masa pandemi. Banyak pula anak-anak yang tak mampu mengikuti proses Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena keterbatasan media pendukung. Bahkan berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) terdapat peningkatan drastis untuk angka kekerasan  anak selama pandemi. Ada yang menjadi korban kekerasan orangtuanya, ada pula yang diindikasi melakukan bunuh diri lantaran stres dengan kondisi pandemi yang kian mempersulit kondisi anak.

Anak, orangtua, guru, semua merasakan tekanan luar biasa akibat COVID-19. Hal ini pun tak bisa dibiarkan terlalu lama. Melansir laman kompas.com yang tayang pada 19 Maret 2021, diketahui bahwa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, dalam sebuah rapat kerja Bersama komisi X DPR RI di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, membahas tentang Pembelajaran Tatap Muka (PTM) pada Juli 2021 sebagai usaha akselerasi agar learning loss yang sifatnya permanen itu tidak terus terjadi. Usaha akselerasi ini pun didukung dengan pemberian vaksinasi pada tenaga pendidik.

Tentu ini merupakan sebuah kabar gembira bagi siswa, orangtua, dan juga tenaga pendidik. Diharapkan proses Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah pada Juli 2021 mendatang ini tetap dilakukan dengan hati-hati karena masih dalam kondisi pandemi COVID-19.

Apa yang Perlu Dipersiapkan Sekolah
Menyambut kabar gembira terkait akan segera dibukanya Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di sekolah, tentu ada hal-hal yang perlu dipersiapkan oleh sekolah untuk mendukung kelancaran proses belajar mengajar di sekolah, antara lain:

1. Protokol Kesehatan
Sekolah sebagai penyelenggara Pendidikan harus benar-benar disiplin dan serius dalam menegakkan protokol kesehatan. Meski tenaga pendidik telah divaksin, namun itu tidak akan optimal jika tidak dibarengi dengan pelaksanaan protokol kesehatan. Pastikan seluruh staf sekolah dan siswa mengenakan masker, menjaga jarak, membatasi jumlah siswa dan melaksanakan pemberlakuan sistem shift.

2. Komunikasi Efektif
Masa peralihan dari Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ke Pembelajaran Tatap Muka (PTM) memerlukan waktu dan proses adaptasi karena siswa, orangtua, dan sekolah banyak yang terkendala komunikasi selama Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) sehingga kedisiplinan siswa cukup sulit terpantau. Tidak semua siswa bisa mendapatkan pengawasan orangtua selama melakukan pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) karena orangtua harus bekerja lebih keras di masa pandemi. Siswa dalam situasi seperti ini sering kali menjadi kurang disiplin dalam mengikuti proses belajar online. Di beberapa media pun banyak pemberitaan dimana siswa tidak mengikuti belajar online melainkan bermain, bersepeda, dan berbagai kegiatan lain yang termasuk dalam indisipliner.

Untuk itu, komunikasi efektif sangatlah penting. Komunikasi efektif terkait kedisiplinan anak di sekolah bisa lebih mudah dilakukan dengan memanfaatkan fitur demerit Fingerspot Back to School yang memiliki berbagai keunggulan manfaat, seperti:

  • Tersedia berbagai pilihan default poin pelanggaran indisipliner absensi siswa.
  • Mencatat poin pelanggaran siswa berdasarkan pelanggaran yang berhubungan dengan absensi siswa.
  • Manajemen sekolah dapat mengatur jumlah poin pelanggaran yang dilakukan siswa.
  • Tampilan poin pelanggaran siswa berupa semakin tinggi poin pelanggaran yang dilakukan siswa maka akan terhitung sebagai siswa indisipliner.

Laporan tindak indisipliner siswa yang dengan cepat disampaikan ke orangtua atau wali siswa akan sangat berguna untuk kelancaran proses belajar mengajar di sekolah. Lewat salah satu manfaat unggulan Fingerspot Back to School yang memudahkan penyampaian informasi dari sekolah ke orangtua, memungkinkan komunikasi dari pihak penyelenggara Pendidikan atau sekolah ke orangtua atau wali siswa lebih cepat, efektif dan optimal. Segala tindak indisipliner anak selama di sekolah bisa terpantau dengan baik serta dapat ditangani lebih cepat. Sehingga mampu mendukung siswa untuk menjadi generasi yang berprestasi dan berkarakter, memiliki kecerdasan IQ dan EQ yang seimbang yang berguna untuk memudahkannya dalam meraih kesuksesan di masa depan.

Intip Layanan Unik Hotel Di Berbagai Negara Selama Pandemi Yuk!

Dampak pandemi COVID-19 di sektor ekonomi tampaknya dirasakan betul bagi bisnis di sektor pariwisata dan perhotelan. Sejak awal menjangkitnya virus Corona di Indonesia hingga kini, kian menumbangkan bisnis perhotelan. Bahkan di beberapa situs marketplace bisa dengan mudah dijumpai informasi hotel yang dijual secara online.

Cash flow yang semakin parah dengan tingkat okupansi hotel yang masih berkisar 20% di masa pandemi membuat sejumlah hotel dijual murah bahkan tak sedikit pula yang tutup permanen.

Tentu hal ini tidak hanya terjadi di Indonesia saja. Karena virus Corona merupakan virus global yang menghantam perekonomian dunia, sehingga banyak negara lain yang merasakan hal serupa. Namun, di tengah banyaknya hotel yang memilih langkah untuk dijual maupun ditutup permanen, masih dapat dijumpai juga beberapa hotel yang berani buka.

Di beberapa negara, hotel-hotel yang memilih untuk buka selama pandemi harus putar otak untuk menemukan cara agar ada tamu yang datang dan merasa nyaman ketika menginap di hotel meski di tengah pandemi dan hasilnya, tercetuslah berbagai layanan unik yang diberikan hotel pada tamunya.

Intip layanan unik hotel di berbagai negara selama pandemi yuk! Mungkin ada yang cocok untuk dijalankan di hotel Anda.

Fasilitas Medis
Sejumlah hotel yang ada di berbagai negara kini telah banyak yang memberikan fasilitas medis bagi tamu yang menginap di hotelnya. Bukan pelayanan medis biasa, namun perawatan medis layaknya perawatan kecantikan yang nyaman. Hotel The Palm di Dubai memberikan fasilitas kemudahan para tamunya untuk pengujian PCR gratis di kamarnya tanpa mengurus administrasi. Ada juga Casa de Campo Resort & Villas yang menjamin setiap tamunya dalam kondisi sehat dengan syarat menunjukkan bukti tes negatif yang disediakan oleh pihak penginapan dan menyediakan lantai khusus untuk tamu tersebut.

Kepercayaan tamu akan kesehatan para tamu lainnya yang datang ke hotel sangat lah penting demi rasa aman dan nyaman. Seluruh staf hotel sebaiknya juga menunjukkan bukti kondisi tubuhnya yang sehat dan negatif dari COVID-19. Misalnya dengan menggunakan software yang dapat digunakan untuk menunjukkan suhu tubuhnya untuk setiap tamu yang datang. Ini merupakan langkah efektif untuk membuat tamu hotel merasa aman dan nyaman dan betah untuk bersantai lama di hotel.

Akses Kamar Mudah dan Aman
Villa Copenhagen dari Preferred Hotel and Resorts yang ada di Denmark menyediakan layanan unik hotelnya dimana para tamu bisa mengakses kamar tanpa kunci, check-in jarak jauh, menyalakan Televisi dengan menggunakan ponselnya. Hanya dengan mengisi QR Code pada ponsel tamu sehingga ponsel pintar tamu tersebut bisa dijadikan remote control untuk berbagai aktivitas kenyamanan selama berada di hotel

Kemajuan teknologi ini jika dimanfaatkan dengan baik maka dapat membantu hotel dalam memberikan kemudahan dan keamanan bagi para tamu. Lengkapi keamanan dan kenyamanan tamu hotel dalam mengakses setiap ruangan dengan menggunakan Hotel Lock dari Fingerspot, karena:

  1. Tersedia dua pilihan kunci hotel yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan yaitu HL-100S dan HL-800T.
  2. Dilengkapi dengan aplikasi hotel manajemen sehingga dapat dihubungkan dengan database SQL Server atau Ms. Access.
  3. Mendukung fitur Family Room yang memudahkan orangtua untuk dapat mengakses kamar anak dengan satu kartu dan fitur area yang dapat memudahkan tamu untuk mengakses ruangan tanpa harus membuat kartu tambahan.
  4. Saat dalam keadaan darurat pintu tetap dapat dibuka dengan kunci manual.
  5. Multi pengguna dan pengaturan hak operator yang dapat diatur.
  6. Tersedia alarm sebagai pemberitahuan saat voltase baterai sedang lemah.

Beri Hadiah
Meski di masa pandemi, sebaiknya jangan terlalu pelit pada tamu. Manfaat budget marketing untuk memberikan hadiah pada tamu hotel agar mereka senang. Memberikan kesenangan pada tamu di masa pandemi yang sarat akan tekanan bisa membuat tamu merasa lebih nyaman dan Bahagia. Pada dasarnya, tamu berkunjung atau menginap di hotel untuk tujuan penyegaran. Pemberian hadiah pada tamu akan  semakin melengkapi kebahagiaan mereka dan menimbulkan kesan tersendiri yang dirasakan tamu pada hotel tersebut.

Sebaiknya pilih hadiah yang juga memiliki nilai kesehatan, seperti memberikan masker, hand sanitizer dan sebagainya. Seperti yang dilakukan The Confidante Miami Beach yang menyuguhkan hand sanitizer aroma kelapa buatan seniman lokal. Ada pula The Bristol Hotel di Virginia yang memberikan masker wajah eksklusif buatan pabrik denim lokal, LC King yang ternama di Amerika.